Ternyata pancingan Wakil Gubernur Jakarta, Basuk Tjahaja Purnama alias
Ahok soal ada preman dan anggota DPRD yang bermain di belakang kisruhnya
penertiban PKL di Pasar Tanah Abang berhasil.
Merasa gerah, akhirnya Lulung Abraham
Lunggana yang selama ini dikenal sebagai ‘penguasa’ Tanah Abang
menampakkan batang hidungnya dan balik menyerang Ahok dengan menyebutnya
sakit jiwa. Lulung juga meminta Jokowi untuk menegur wakilnya itu yang
dianggap selengean.
Siapa yang tidak kenal Haji Lulung?
Sebelum jadi anggota DPRD dan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD, Lulung
adalah tokoh Pasar Tanah Abang yang disegani. Boleh jadi aparat pun
segan mengusik kiprahnya di Tanah Abang selama ini.
Tapi Ahok, demi menegakkan aturan tidak pandang buluh. Jurus mabuknya akan menghajar siapa saja yang dianggap tidak patuh.
Gilanya, Ahok tidak gentar sedikit pun
menyerang Haji Lulung yang dianggapnya tidak tahu Perda tentang
Ketertiban Umum yang justru dibuatnya sendiri.
Ahok juga mengatakan, bahwa Lulung itu
tidak layak jadi anggota DPRD, karena seharusnya menegakkan peraturan
malah mengajak para PKL melanggar aturan dengan tetap berjualan di
pinggir jalan.
Untuk itulah Ahok berani mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri untuk memecat Lulung sebagai anggota DPRD.
Sebenarnya melihat sikap Ahok ini jadi sedap-sedap ngeri juga berani berhadapan dan menantang Lulung sebagai ‘penguasa’ Tanah Abang dan Wakil Ketua DPRD. Ini risikonya berat sekali.
Ditambah lagi Lulung memiliki
ormas-ormas yang tentu memiliki banyak anak buah yang siap dikerahkan
untuk menyerang atau minimal menakuti Ahok.
Sedap-sedap karena baru sekarang ada
pejabat yang berani benar-benar bertindak untuk menegakkan aturan.
Khususnya di Pasar Tanah Abang yang selama ini seakan tak tersentuh.
walaupun keadaannya sudah amburadul dan premanisme merajalela.
Tapi Ahok dengan gaya koboi dan jurus
mabuknya pantang mundur demi menegakkan aturan yang selama ini
dipermainkan. Apapun yang terjadi Tanah Abang harus tertib. PKL harus
mau direlokasi. Tidak boleh berjualan di badan jalan karena melanggar
aturan.
Harus jujur diakui ketidak-disiplinan
dan banyaknya ketidak-beresan di negeri kita ini karena sangat jarang
pejabat yang mau dan berani menegakkan aturan setegak-tegaknya.
Tak heran di negeri ini kalau ada
istilah aturan itu dibuat untuk dilanggar. Berapa pun aturan yang dibuat
tidak mampu mengubah keadaan lebih baik dan tertib.Tapi berbeda dengan
Ahok yang tidak ingin bermain-main dengan aturan. Aturan harus
ditegakkan. Walau dibilang kejam dan mirip Firaun. Pantang mundur. Semua
dilabas.
Sekali lagi, bila negeri ini mau maju
dan terbang tinggi harus dimulai dengan pemimpinnya yang sadar dan
berani untuk menegakkan aturan yang ada.
Jangan seperti saat ini. Dimana yang
seharusnya menegakkan aturan justru yang membuat aturannya menjadi
bengkok. Aturan jadi tidak jelas. Akhirnya jadi omong kosong aturan yang
dibuat sebaik apapun.
Apa yang dilakukan Ahok sejatinya
didukung publik yang rindu akan perubahan untuk Jakarta yang lebih baik.
Karena apa yang dilakukan Ahok adalah murni menegakkan aturan. Walau
untuk itu ia harus mendapat caci dan dibenci yang kepentingannya
tergganggu.
1 komentar:
publik indonesia sedang banyak masalah akhir2 ini.mudah mudahan kedepan bisa lebih aman negara ini.amin.
ST3 Telkom
Posting Komentar