Kemal Idris |
Kehebatan Tentara Indonesia terkenal didunia sejak dulu, pasukan perdamaian dari Indonesia selalu bisa diterima dengan baik di
negara penugasan. Sejak Kontingen Garuda I bertugas di Mesir tahun
1957, sejak itulah pasukan baret biru di bawah PBB ini mengharumkan
nama bangsa.
Ada cerita menarik soal Pasukan Garuda. 30 Pasukan Garuda berhasil
membekuk 3.000 gerilyawan di Kongo berbekal akal bulus dan kecerdikan.
Ceritanya, Desember 1962 di Kongo sedang bergolak. Kontingen Garuda III
(Konga III) di bawah pimpinan Kolonel Kemal Idris berangkat sebagai
pasukan perdamaian di bawah UNOC (United Nations Operation in the
Congo).
Saat itu kelompok milisi di bawah pimpinan Moises Tsommbe ingin lepas
dari pemerintah Republik Demokratik Kongo pimpinan Presiden Kasavubu.
Rakyat sipil pun segera menjadi korban pertikaian antar milisi dan
tentara pemerintah.
Pasukan Garuda III segera dikenal karena keluwesannya bergaul. Banyak
Singkong di Kongo, pasukan TNI pun mengajarkan bagaimana cara mengolah
masakan Indonesia, membuat kue, serta menyayur daun singkong sehingga
enak dimakan. Selama ini rakyat Kongo hanya mengolah singkong menjadi
tepung yang rasanya tidak enak.
Suatu hari, terjadi serangan yang dilakukan 2.000 gerilyawan Kongo ke
markas Pasukan Garuda. Saat itu markas hanya dipertahankan 300 tentara.
Setelah baku tembak berjam-jam, gerilyawan dapat dipukul mundur.
Untungnya tak ada korban di pihak Indonesia.
Serangan balasan pun segera dirancang untuk menangkap para pemberontak.
Letjen Kemal Idris menceritakan hal ini dalam buku biografi, Kemal
Idris, bertarung dalam revolusi terbitas Sinar Harapan.
"Kami melakukan penyerangan di malam hari dengan kapal yang digelapkan
di atas danau Tanganyika, tidak berapa jauh dari daerah Albertville.
Pasukan kami yang berkekuatan 30 orang menyamar sebagai hantu," beber
Kemal Idris.
Kemal tahu 3.000 pemberontak itu sangat percaya tahayul. Mereka takut
pada hantu spritesses yang digambarkan berwarna putih dan
melayang-layang di waktu malam. Maka 30 anggota pasukan garuda itu
berpakaian jubah putih dan segera menyerang.
"Melihat sosok-sosok putih bergerak-gerak, semangat mereka hilang sama sekali dan segera menyerah," kata Kemal.
Dalam operasi kilat itu, ribuan gerilyawan Kongo ditangkap.
Senjata-senjata mereka yang ternyata lumayan cangih disita. Dalam
peristiwa itu hanya seorang prajurit TNI yang cidera. Salah seorang
gerilyawan yang panik saat digerebek, melemparkan ayam yang tengah
dibakarnya pada tentara kita.
"Sejak itu, anggota Garuda III di kenal oleh orang-orang Kongo dengan
julukan Les Spiritesses, pasukan yang berperang dengan cara yang tidak
biasa dilakukan orang," kata Kemal bangga.
Letnan Jenderal Kadebe Ngeso dari Ethopia mengaku bangga atas
keberhasilan pasukan Indonesia menangkap 3.000 lainnya tanpa jatuh
korban. Namun dia pun meminta ke depan cara-cara unik seperti itu tidak
dilakukan. Karena risiko terlalu besar dan sangat membahayakan.
Bravo Garuda.
1 komentar:
bagus sob infonya..
saya bangga dgn kekuatan militer indonesia.. tapi saya kcewa dgn DPR yg pejabat negara yg tidak prnah bisa membuat rakyatnya sejahtera..
slm blogger!
Posting Komentar