Suatu ketika, saya sedang berjalan-jalan
dengan teman-teman di sebuah mall. Yah, hanya sekedar melepas penat
saja, tidak berbelanja banyak, hanya sekedar makan dan cuci mata saja.
Di tempat tersebut, saya melihat banyak remaja pria dan wanita, dengan
kisaran usia 12 hingga 15 tahun yang duduk-duduk di sekitaran mall
tersebut. Darimana saya tahu? Tubuh remaja itu terlihat sekali lho,
selain ada yang kecil, juga ada yang belum terbentuk sempurna. Yang
membuat miris adalah mereka tidak hanya sekedar duduk saja, namun mereka
sudah dalam kategori bermesraan. Bahkan mengalahkan orang yang sudah
dewasa seperti kami-kami yang melihatnya.
Memang
adalah wajar bagi semua orang jika menginginkan menjalin hubungan
percintaan. Apalagi jika memasuki masa remaja, hormon seksual baik
primer maupun sekunder berada dalam level yang tinggi karena proses
pematangan organ seksual. Oleh karena itulah perasaan cinta mulai meruak
dan menggelegak dalam diri remaja. Saya dan teman-teman pun pernah
merasakan hal tersebut. Hal ini sering disebut sebagai cinta monyet,
rasa cinta yang berdasarkan rasa suka saja, bukan
disebabkan kasih sayang yang mendalam dan dimatangkan oleh logika yang
benar. Pada saat seperti ini, jatuh cinta rasanya sejuta indahnya.
Bahkan bisa sampai tidak bisa tidur.
Namun
sayangnya cinta monyet ini hanya berorientasi jangka pendek. Cinta
monyet hanyalah cinta untuk bersenang-senang. Jika susah, ya lu tanggung
aja sendiri, gw sih ogah! Begitu kata mereka. Cinta yang sebenarnya
adalah cinta yang dilandasi kasih sayang yang tulus dengan orientasi
membina hubungan jangka panjang dengan menerima kelebihan dan kekurangan
pasangan serta ada disaat suka maupun duka. Oleh karena itu, kami
iangatkan kepada adik-adik yang masih remaja, bahwa cinta itu bukan
mainan lho. Cinta itu adalah suatu perkara yang unik dan amat rapuh.
Jika cinta ini dibuat main-main, maka pasti akan menimbulkan rasa sakit
yang terus terulang dan terulang sepanjang waktu. Seperti yang kami
ingatkan sebelumnya, bahwa cinta itu berkaitan dengan tanggung jawab.
Jadi,
untuk adik-adik yang ingin menjalin hubungan cinta, coba pikirkan lagi.
Apakah adik-adik benar mencintai seseorang untuk tujuan jangka panjang
membina hubungan bersama hingga akhir hayat atau hanya untuk
bersenang-senang saja? Cobalah untuk meminta saran dan nasehat dari
rekan-rekan adik-adik atau dari orang yang bisa adik-adik percayai
nasehatnya. Pikirkan masa depan, menjalin cinta memang menarik dan
menyenangkan, tapi apakah siap menerima kemungkinan resiko yang buruk?
Apalagi gaya pacaran anak muda sekarang sangat berbahaya dan beresiko
jika dilihat dari kacamata kami. Jangan biarkan masa depan adik-adik
menjadi suram dan terbelokkan oleh kesalahan yang sebenarnya bisa
dihindari. Lebih baik adik-adik sekalian fokus kepada apa yang menjadi
cita-cita kalian. Nanti, jika kalian sudah mencapai cita-cita, cinta itu
akan datang dengan sendirinya. Dan kali ini adalah cinta sejati,
menemani kalian hingga mati. Selamat berpikir! (iwan)
Copas dari: http://ridwanaz.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar