DAFTAR ISI AZHAR MIND

Kualitas Pendidikan Indonesia Ranking 69 Tingkat Dunia

Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:
  • Angka partisipasi pendidikan dasar,
  • Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,
  • Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,
  • Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun. 
Di Tingkat Asia
Saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).

Finlandia Terbaik Dunia
Sistem pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa yang terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains dicapai para siswa Finlandia dalam tes PISA.  Amerika Serikat dan Eropa, seluruh dunia gempar.

Untuk tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi maternity package yang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% brain paths berkembang sebelum anak masuk SD (7 tahun).

Kegemaran membaca aktif didorong. Finlandia menerbitkan lebih banyak buku anak-anak daripada negeri mana pun di dunia. Guru diberi kebebasan melaksanakan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku teks. Stasiun TV menyiarkan program berbahasa asing dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish sehingga anak-anak bahkan membaca waktu nonton TV.

Pendidikan di sekolah berlangsung rileks dan masuk kelas siswa harus melepas sepatu, hanya berkaus kaki. Belajar aktif diterapkan guru yang semuanya tamatan S2 dan dipilih dari the best ten lulusan universitas. Orang merasa lebih terhormat jadi guru daripada jadi dokter atau insinyur. Frekuensi tes benar-benar dikurangi. Ujian nasional hanyalah Matriculation Examination  untuk masuk PT. Sekolah swasta mendapatkan dana sama besar dengan dana untuk sekolah negeri.

Sebesar 25% kenaikan pendapatan nasional Finlandia disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan. Dari negeri agraris yang tak terkenal kini Finlandia maju di bidang teknologi. Produk HP Nokia misalnya merajai pasar HP dunia. Itulah keajaiban pendidikan Finlandia. 

Membanding Sistem Indonesia dengan Finlandia
Ada yang berpendapat,  keunggulan mutu pendidikan Finlandia itu tidak mengherankan karena negeri ini amat kecil dengan jumlah penduduk sekitar 5 juta jiwa,  penduduknya homogen,  dan negaranya sudah eksis sekian ratus tahun. Sebaliknya,  penduduk Indonesia lebih dari 220 juta jiwa, amat majemuk terdiri dari beragam suku, agama, budaya, dan latar belakang sosial.  Indonesia baru merdeka 66 tahun.

Pendapat senada dikemukakan oleh tokoh-tokoh dan pemerhati pendidikan Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jepang,  dan negara-negara lain dibandingkan dengan negaranya. Yang paling malu AS karena unit cost anggaran pendidikannya jauh melebihi Finlandia tapi siswanya mencapai ranking 17 dan 24 dalam tes PISA, sedangkan siswa Shanghai China ranking 1, Finlandia 2, dan Korea Selatan 3. Soal siswa di Shanghai China juara masih diragukan karena belum menggambarkan keadaan mutu seluruh pendidikan China. Kalau Finlandia sebagai negara kecil bisa juara mengapa negara kecil yang sudah established seperti Islandia, Norwegia, New Zealand tak bisa?
Akhirnya semua mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia yang terbaik di dunia karena kebijakan-kebijakan pendidikan konsisten selama lebih dari 40 tahun walau partai yang memerintah berganti. Secara umum kebijakan-kebijakan pendidikan China dan Korea Selatan (dan Singapura) juga konsisten dan hasilnya terlihat sekarang.

Kebijakan-kebijakan pendidikan Indonesia cenderung tentatif, suka coba-coba, dan sering berganti.
Lalu bagaimana dengan kebijakan pendidikan Indonesia jika dibandingkan dengan Finlandia?
  1. Pendidikan di Indonesia di penuhi dengan test evaluasi seperti ulangan harian, ulangan blok, ulangan mid-semester, ulangan umum / kenaikan kelas, dan ujian nasional. Finlandia menganut kebijakan mengurangi tes jadi sesedikit mungkin. Tak ada ujian nasional sampai siswa yang menyelesaikan pendidikan SMA mengikuti matriculation examination untuk masuk PT.
  2. KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) menyebabkan siswa yang gagal tes harus mengikuti tes remidial dan masih ada tinggal kelas. Sebaliknya, Finlandia menganut kebijakan automatic promotion, naik kelas otomatis. Guru siap membantu siswa yang tertinggal sehingga semua naik kelas.
  3. Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) di sekolah Indonesia dianggap penting untuk mendisiplikan siswa rajin belajar. Sebaliknya, di Finlandia PR masih bisa ditolerir tapi maksimum hanya menyita waktu setengah jam waktu anak belajar di rumah.
  4. Kualifikasi guru SD Indonesia masih mengejar setara dengan S1, di Finlandia semua guru tamatan S2.
  5. Indonesia masih menerima calon guru yang lulus dengan nilai pas-pasan, sedangkan di Finlandia the best ten lulusan universitas yang diterima menjadi guru.
  6. Indonesi masih sibuk memaksa guru membuat silabus dan RPP mengikuti model dari Pusat dan memaksa guru memakai buku pelajaran BSE (Buku Sekolah Elektronik), di Finlandia para guru bebas memilih bentuk atau model persiapan mengajar dan memilih metode serta buku pelajaran sesuai dengan pertimbangannya.
  7. Jarang sekali guru di Indonesia yang menciptakan suasana proses belajar-mengajar itu menyenangkan (learning is fun) melalui penerapan belajar aktif. Bahkan lebih didominasi metode belajar  mengajar satu arah  seperti ceramah yang membosankan.Di Finlandia terbanyak guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui implementasi belajar aktif dan para siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Motivasi intrinsik siswa adalah kata kunci keberhasilan dalam belajar.
  8. Di Indonesia dikembangkan pengkatasan kelas yaitu klasifikasi kualitas kelas dalam kelas reguler dan kelas anak pintar, kelas anak lamban berbahasa Indonesia dan kelas bilingual (bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar) dan membuat pengkastaan sekolah (sekolah berstandar nasional, sekolah nasional plus, sekolah berstandar internasional, sekolah negeri yang dianakemaskan dan sekolah swasta yang dianaktirikan). Sebaliknya di Finlandia, tidak ada pengkotakan siswa dan pengkastaan sekolah. Sekolah swasta mendapatkan besaran dana yang sama dengan sekolah negeri.
  9. Finlandia pelajaran bahasa Inggris mulai diajarkan dari kelas III SD. Alasan kebijakan ini adalah memenangkan persaingan ekonomi di Eropa, membuka kesempatan kerja lebih luas bagi lulusan, mengembangkan wawasan menghargai keanekaragaman kultural.
  10. Jumlah hari Sekolah di Indonesia terlalu lama yaitu 220 hari dalam setahun (termasuk negara yang menerapkan jumlah hari belajar efektif dalam setahun yang tertinggi di dunia). Sebaliknya, siswa-siswa Finlandia ke sekolah hanya sebanyak 190 hari dalam satu tahun. Jumlah hari liburnya 30 hari lebih banyak daripada di Indonesia. Kita masih menganut pandangan bahwa semakin sering ke sekolah anak makin pintar, mereka malah berpandangan semakin banyak hari libur anak makin pintar. Bahkan terkadang para guru mesih memberikan tugas sekolah selama masa liburan sehingga sekolah merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan.
 Hal-hal yang mendukung kemajuan pendidikan di Finlandia sebagai berikut ini:
  1. Setiap anak diwajibkan mempelajari bahasa Inggris serta wajib membaca satu buku setiap minggu.
  2. Sistem pendidikannya yang gratis sejak TK hingga tingkat universitas.
  3. Wajib belajar diterapkan kepada setiap anak sejak umur 7 tahun hingga 14 tahun.
  4. Selama masa pendidikan berlangsung, guru mendampingi proses belajar setiap siswa, khususnya mendampingi para siswa yang agak lamban atau lemah dalam hal belajar. Malah terhadap siswa yang lemah, sekolah menyiapkan guru bantu untuk mendampingi siswa tersebut serta kepada mereka diberikan les privat.
  5. Setiap guru wajib membuat evaluasi mengenai perkembangan belajar dari setiap siswa.
  6. Ada perhatian yang khusus terhadap siswa-siswa pada tahap sekolah dasar, karena bagi mereka, menyelesaikan atau mengatasi masalah belajar bagi anak umur sekitar 7 tahun adalah jauh lebih mudah daripada siswa yang telah berumur 14 tahun.
  7. Orang tua bebas memilih sekolah untuk anaknya, meskipun perbedaan mutu antar-sekolah amat sangat kecil.
  8. Semua fasilitas belajar-mengajar dibayar serta disiapkan oleh negara.
  9. Negara membayar biaya kurang lebih 200 ribu Euro per siswa untuk dapat menyelesaikan studinya hingga tingkat universitas.
  10. Baik miskin maupun kaya semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar serta meraih cita-citanya karena semua ditanggung oleh negara
  11. Pemerintah tidak segan-segan mengeluarkan dana demi peningkatan mutu pendidikan itu sendiri.
  12. Makan-minum di sekolah serta transportasi anak menuju ke sekolah semuanya ditangani oleh pemerintah.
  13. Biaya pendidkan datang dari pajak daerah, provinsi, serta dari tingkat nasional.
  14. Mengenai para prospek karier dan kesejahteraan, setiap guru menerima gaji rata-rata 3400 euro per bulan setara 42 juta rupiah. Guru disiapkan bukan saja untuk menjadi seorang profesor atau pengajar, melainkan disiapkan juga khususnya untuk menjadi seorang ahli pendidikan. Makanya, untuk menjadi guru pada sekolah dasar atau TK saja, guru itu harus memiliki tingkat pendidikan universitas.
Kualitas Guru Finlandia
Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke fakultas hukum atau kedokteran!

 
Jika kebanyakan negara percaya bahwa ujian dan evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, Finlandia justru beranggapan sebaliknya, testing itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing membuat kita cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian, ungkap seorang guru di Finlandia. Bener juga kan? Kita belajar a.k.a sekolah Cuma pingin dapet nilai akademik yang bagus dan memuaskan. Faktor pemahaman dan penerapan menjadi elemen yang diremehkan, pokoknya yang penting nilai kita bagus… ahdudududu… *_*

Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi. Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejakPra-TK!!! Ini membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD Poikkilaakso, Finlandia.

Semua siswa di bimbing menjadi pribadi yang mandiri, mencari informasi secara independent. Karena dengan adanya banyak pen-dekte-an membuat para siswa akan merasa tertekan dan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan.


Bagaimana dengan siswa yang kurang cepat tanggap ? Mereka akan mendapatkan bimbingan yang lebih intensif. Inilah yang membuat Finlandia berhasil menyandang gelar Negara dengan pendidikan paling berkualitas di dunia.

Berdasarkan penemuan PISA, sekolah-sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk dan merupakan yang terbaik menurut OECD. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani masalah belajar dan prilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu; berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan benar, yang penting mereka berusaha. Hmmm… sangat tercermin kalau guru di sana tidak menuntut anak didiknya untuk mengerjakan dengan hasil yang harus benar, para guru Finlandia menghargai setiap usaha dari siswanya.

Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya.

Setiap siswa diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Adanya ranking hanya membuat guru memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.

Ternyata, negara yang tak diunggulkan bisa menjadi yang terbaik di dunia, tentu semua itu karena adanya kemauan & usaha yang keras serta kesolid-an dari berbagai pihak. Tidak ada kemustahilan di dunia ini, Negara kita tercinta Indonesia Raya ini bisa mencontoh sistem pendidikan dari Finlandia.

__________________
Ranking Universitas di Indonesia
Akar Masalah Pelajar Tawuran
Cara Kilat Belajar Bahasa Asing
Emosi Cerdas, Kunci Sukses Belajar
Kecerdasan Emosional dan Rasional

30 komentar:

  1. pfvnanqq yrpeyjxhhd louis vuitton outlet uk qdtrimf http://vuittonsbagsxoutletstores.webeden.co.uk/ pfdzidnh newwrqzfal mulberry bags outlet djkvvjp http://mulberriesbagsxoutletstore.webeden.co.uk/

    BalasHapus
  2. Kalau memang pendidikan terbaik Dunia ada di Finlandia, kenapa di sana tidak memprioritaskan CARA BUKA LAPANGAN KERJA bagi para ALUMNUS SEKOLAH ? Padahal, di mana pun juga, lebih banyak yang melamar kerja daripada yang buka lapangan kerja, sehingga banyak terjadi pengangguran, yang berakibat pada meningkatnya angka kriminalitas dan kemiskinan. Kalau memang di Finlandia mengutamakan RASA TANGGUNG JAWAB bagi para pelajar, kenapa di sana tidak menitik beratkan pada PENINGKATAN MENTAL SPIRITUAL yang akan menumbuhkan ketentraman batin bagi bangsa dan negara ? tolong jawab pertanyaan saya kepada Iwan : 085224804549.

    BalasHapus
  3. semoga bisa sekolah di sana nanti

    BalasHapus
  4. sepertinya memang tidak bisa disamakan antara satu siswa dengan siswa yang lain dalam pengajaran. walaupun memang setiap siswa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing

    BalasHapus
  5. yg berlalu akan menjadi pelajaran baik buat mendatang
    yg penting kita generasi selanjutnya yg akan mengadakan perbaikan pd INDONESIA TANAH AIR

    BalasHapus
  6. Kepada Pak Azhar, saya berikan kedua jempol saya untuk artikel Bapak mengenai Kualitas Pendidikan di Indonesia, yang ketika saya telusuri juga isinya menganai komparatif studi kualitas pendidikan di dua Negara; Indonesia dan Finlandia. Kebetulan saat ini saya menempuh pendidikan di Finlandia, dan apa yang Bapak paparkan di artikel Bapak mengenai fakta pendidikan di Finlandia memang benar adanya. Ketika hasil PISA sejak dari tahun 2000 hingga kini yang telah mengkategorikan Negara Finlanda sebagai Negara yang pendidikannya top di dunia telah menimbulkan kegemparan. Jangankan Negara ‘besar’ seperti Amerika, Inggris dan Australia yang gempar terhadap fakta itu, masyarakat di Finlandia juga gempar mendengarnya. Karena mereka, pada dasarnya, tidak ‘mengharapkan’ hasil predikat ataupun klasifikasi dari PISA ataupun assessment tingkat dunia lainnya. Yang mereka sangat pedulikan adalah kesejahteraan para siswa dan guru dan selalu berupaya agar pendidikan adalah hak bagi seluruh masyarakat Finlandia, tanpa terkecuali. Saya juga pernah berkesempatan untuk mengobservasi kelas di beberapa sekolah di Finlandia yang salah satu prinsipnya adalah penerapan ’inclusive education’ yang menurut saya sangat impresif.

    Saya ingin menjawab juga pertanyaan dari Pak Iwan Hidayat, apabila diperbolehkan, mengenai lapangan kerja di Finlandia dan bagaimana peningkatan mental dan spiritual di Sekolah di Finlandia.

    Sejauh pengetahuan dan pengalaman saya, pemerintah Finlandia sangat mendukung masyarakatnya untuk membangun jiwa enterpeneur atau kewirausahaan dari siswa bersekolah di Sekolah Menengah hingga Perguruan Tinggi. Saat siswa duduk di Sekolah Menengah, mereka dibebaskan untuk mengambil jurusan kejuruan yang sangat beragam mulai dari desain, teknik, kuliner hingga otomotif, walaupun mereka tidak bersekolah di sekolah kejuruan. Banyak Sekolah Menengah Atas yang berintegrasi dengan Sekolah Kejuruan yang muridnya bisa mengambil mata pelajaran pada dua sekolah dan kreditnya sama-sama diakui. Untuk siswa yang tertarik pada bidang bisnis dan ekonomi, banyak University of Applied Science yang dilengkapi oleh training, internship dan case studies yang melibatkan para pengusaha dan perusahaan-perusahaan. Selain itu, pemerintah Finlandia juga menyediakan dana bagi masyarakat Finlandia (baik WN Finlandia dan para imigran) yang memiliki planning untuk berwirausaha. Tentu saja planning ini harus jelas bahwa bisnis tersebut bisa dijalankan.

    Untuk peningkatan mental spiritual, di sekolah dasar hingga menengah ada religious studies (RE) yang pada umumnya adalah mempelajari semua agama yang ada di dunia dan tidak terfokus pada satu agama tertentu. Tetapi, banyak juga sekolah-sekolah yang menyediakan guru agama tertentu, karena pemerintah Finlandia selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan setiap muridnya. Misalnya, ada permintaan dari seorang siswa saja untuk belajar mengenai agama tertentu, pihak sekolah akan mengupayakan untuk menyediakan gurunya. Selain itu, mereka ada ethical studies yang berisi tentang pelajaran moral.


    BalasHapus
  7. akibat dorongan sekolah memaksakan standart nilai yang tinggi, para pelajar secara tak langsung ikut didorong untuk mencapainya meski dengan cara-cara unmoral.

    BalasHapus
  8. sepertinya bangsa ini terlalu sibuk membandingkan diri dengan negara lain, bukannkan kita punya cara yang berbeda unutk menjadi yang terbaik versi kita, kita yang tau apa yang ada dalam diri kita, kita apa yang kita butuhkan, bukan mengekor,

    BalasHapus
  9. memang betul apa yang terjadi di Indonesia demikian adanya, dengan kualitas guru yang pas-pasan bisa menjadi guru.....sehingga sangat jauh sekali perbandingan tersebut...karena ini pengalaman 2 teman saya yang berbeda kompetensi dan kulaitasnya..ternyata yang lulus jadi guru malah 1 teman yang notabene memang sangat kurang berkualitas. sedangkan yang lebih berkulitas tersingkir...gak tahu ada permainan apa ini?????

    BalasHapus
  10. Thanks ya sob udah share .......................



    bisnistiket.co.id

    BalasHapus
  11. Mantap artikelnya pak. keep sharing

    BalasHapus
  12. Semoga Indonesia menjadi lebih baik

    BalasHapus
  13. Apa mungkin adanya satu lembaga pendidikan di Indonesia mengadaptasi sistem pendidikan di Finlandia? Akankah terbentur dengan kebijakan yang ada di Indonesia? :)

    BalasHapus
  14. Amazing article,man!Puas...muantap...Hanya komen sj buat Sdri Ria Khairunnisa saja justru, bahwa kita harus sibuk, merasa was was,khawatir atau apapun ITU jika bicara atau melihat fakta dunia pendidikan kita.Hal ini untuk melihat kualitas perkembangan dunia pendidikan kits sendiri, yg mmg sdh jauh tertinggal.Ya..agar tidak seperti katak didalam tempurung.Terlalu naif bahasa mengekor rasanya kita sebut.Dan bukankah kita masih mencoba menerapkan formula pendidikan yang semoga bisa membuat perubahan yang kits maklumi masih mengadopsi dari negara-negara many yang sdh kita ramu dan mix ala Indonesia.Sepanjang merupakan hal yg baik dan tidak bertentangan dgn kaedah syar'i, agama mentolelir kok, sah-sah saja.I love Indonesia.Majulah pendidikan kita.Amin...

    BalasHapus
  15. Keren.. Izin copas sebagian ya :)
    Makasih

    BalasHapus
  16. Alhamdulillah ada perbandingan dengan pendidikan di negara Finland,saya yakin betul pendidikan di Findland jauh lebih baik dg Indonesia, namun utk langsung meniru sistem pendidikan di Findlandia diterapkan di Indonesia juga perlu kajian serius, karena latar belakang budaya yang juga sangat berbeda, disamping keseriuasan pemerintah sebagai pemegang kebijakan yang tentu sangat berperan.
    Contoh kasus, penerapan pembelajaran scintific dimana siswa aktif utk mengobservasi menganalisa merumuskan menyusun menyampaikan, itu sangat sulit diterapkan di Indonesia karena realitas latar belakang budaya di Indonesia tidak seperti itu, keterbukaan sikap tanggung jawab kemandirian dan keberanian utk mengutarakan gagasan belum ada pada masyarakat Indonesia secara umumnya,ini memerlukan perubahan kultur pembiasaan dari lingkungan rumah, sekolah sejak sekolah dasar, dan yang terpenting adalah sekolah penghasil guru yang memang mengarahkan produk guru yang berkualitas yang bisa membuat suasana di kelas kondusif dan termotivasi.
    Keberhasilan sistem pendidikan harus terjadi pada level kelas, sementara yang terjadi di Indonesia perubahan dan perbaikan yang heboh terjadi adalah pada tataran kebijakan di tingkat atas dengan berbagai kepentingan yang turut bermain, sementara keadaan di ruang kelas tidak ada perubahan yang terjadi adem ayem seperti itu dari dulu sampai sekarang.
    Banyak PR memang...yang saya ungkapkan hanya salah satu sisi saja dari pendidikan, banyak sisi lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan kita, mari kita bersama-sama melakukan perbaikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kita, saling berbagi dan bertukan fikiran untuk kemajuan manusia sebagai mahluk yang diciptakan dengan potensi yang luar biasa oleh Sang Khaliq....

    BalasHapus
  17. Kapan indonesia bisa selalu unggul di segala bidang, kapan indonesia bisa masuk Piala Dunia, Pendidikan adalah investasi dimasa depan..merdeka.

    BalasHapus
  18. Hal ini bisa jadi cermin buat kita (warga Indonesia) untuk menjadi lebih baik dari sekarang. Di luar sana, apa yang menjadi ikon untuk Indonesia? Korupsi kah? Atau apa? Kapan kita akan berkembang kalau hal ini sudah mendarah daging di tubuh warga sendiri.

    Saya yakin bahwa teman2, atau siapapun yang sedang membaca ini, pasti akan tergugah hatinya untuk sekadar melakukan hal-hal kecil yang berakibat perubahan besar. Baca buku misalnya dlsb.

    Maju terus Indonesiaku

    BalasHapus
  19. Penerapan Cara belajar Pada Negara Finlandia serta Kemajuan Ilmu Pendidikan saya akui sangatlah bagus .. Jempol saya buat negara Finlandia. Kapan Indonesia menyadari bahwa Pendidikan sangatlah penting? dan kapan ada perubahan pada sistematika pendidikan di Indonesia. Please Negara Indonesia berani mengambil langkah pendidikan seperti negara Finlandia toh kita semua sama-sama MAnusia yang di ciptakan dengan otak yang sama hanya saja bagaimana cara kita menciptakan kualitas otak tersebut

    BalasHapus
  20. Ini adalah benar-benar menarik, Anda seorang blogger yang sangat terampil.
    saya sudah bergabung Anda rss feed dan berharap untuk mencari lebih dari
    Anda indah pos. Juga, saya sudah bersama Anda situs web dalam jaringan sosial saya !


    Also visit my website ... harga baju muslim wanita

    BalasHapus
  21. Sebenernya indonesia bisa seperti itu.....
    Yang penting harus diutamakan tempat2 pendidikan yang layak....
    Fasilitas sarana dan prasarana yang memadai untuk peserta didik...
    Mohon izin sebagian kecil jeritan suara pendidikan di kota2 kecil indonesia....
    http://suarakedaulatan.com

    BalasHapus
  22. Lumayan setuju. Apalagi materi pelajaran di Indonesia banyak banget dan hanya 10 % yang bisa diaplikasikan langsung di dunia nyata
    :v lebih banyak belum tentu lebih baik kan?

    BalasHapus

Komentar adalah proyeksi pemahaman. Orang paham pasti bisa komentar