Kisah yang akan saya suguhkan sebagai tulisan perdana
saya, sama sekali tidak ada hubungan nya sama
sekali dengan kejadian korupsi daging sapi yang menimpa oknum oknum
dari partai PKS akhir akhir ini.
Kisah ini sebenarnya adalah hanya pengalaman masa lalu sewaktu aktif
mencari sesuap nasi dan segebok berlian di Irian Jaya (baca: Papua )
Kejadiannya sih sudah lama banget , hampir tiga dekade yang lalu atau tepatnya tahun 1986 .
Bagi kuping orang awam peristiwa mengmobilisasikan ternak sapi naik
diatas truk atau diangkut dengan kapal laut itu merupakan sudah bukan
hal yang aneh .
Waktu itu saya kebagian tugas untuk memberangkatkan sejumlah ternak sapi
Bali dari Jayapura ke Wamena yang notabene pada waktu tidak ada sarana
jalan darat yang bisa ditempuh untuk mensupply bahan bahan sembako atau
bahan apa saja yang diperlukan di ibukota Kabupaten Jaya Wijaya .
Entahlah sekarang ini, apakah rencana pembuatan jalan darat dari
Jayapura ke Wamena sudah sampai ke kilometer yang keberapa , saya kurang
tahu perkembangannya . Moga moga saja jalan trans-Irian ini paling
tidak sudah mendekati ‘tembus’ untuk memperkecil keterisoliran dan
ketergantungan Wamena itu sendiri.
Singkat cerita ,
Kantor tempat saya bekerja (adalah suatu Lembaga keuangan non-bank yang
didirkan secara patungan antara United Nations dan Depkeu RI ) sudah
menyepakati pengiriman lewat udara dengan mencharter pesawat Fokker F-27
milik Merpati Nusantara Airlines sebanyak 4 sortie (flights).
Walaupun jarak tempuh lewat udara yang hanya memakan waktu sekitar satu
setengah jam-an , serta mengingat pula keadaan cuaca disekitar Wamena
yang sering berubah sewaktu waktu , maka pensupplyan sapi lewat udara
dari pelabuhan udara Sentani Jayapura hanya dapat terlaksana 1 sortie
dalam sehari .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar