Orang pintar tapi tidak dipergunakan kepintarannya
Kita yang hidup bersama senantiasalah selalu saling untuk mengisi,
salah satu yang terlupakan dalam saling mengisi kehidupan ini adalah
kadang kita melupakan kepintaran dari orang lain untuk mengisi hidup
kita, kita malahan lebih sering mencurigai, menilai orang lain dengan
ukuran kepintaran kita, sehingga banyak yang pintar disekitar kita,
justru kita tidak bisa belajar dari mereka karena tidak bisa
memanfaatkan kepintaran mereka, lantaran kita merasa lebih pinter.
Maka lepaskanlah diri dari belenggu bahwa kita paling tahu dan paling pinter, orang lain belum tahu apa-apa!
Demikian juga kita kadang tidak bisa memanfaatkan kepintaran sendiri
untuk bisa membantu diri sendiri dan orang lain, kita lebih cenderung
ashik membanding-bandingkan dan memberikan kesimpulan yang disematkan
pada orang lain.Setiap orang memiliki kepintaran pada bidang tertentu, jangan menganggurkan kepintaran orang lain dan diri sendiri.
- Dalam kehidupan berumah tangga, “Kebo Bule Mati Setra”, hampir dari semua budaya menganut paham patriakat atau laki-laki lebih unggul, sehingga banyak dari para istri selalu menjadi pelengkap (bahkan penderita), manfaatkanlah kepintaran istri/pasangan hidup kita, untuk bisa membangun keluarga yang benar-benar menjadi sigaraning nyowo, bukan merasa lebih unggul atau lebih pintar, tapi seiya sekata, sejiwa.
- Dalam hubungan orang tua dan anak (Guru dan Murid), manfaatkan sebaik-baiknya orang tua/guru kita, selagi mereka masih mendampingi, jangan menyesal saat mereka sudah tidak ada, karena anak/murid tidak memanfaatkan setiap moment.
- Dalam hubungan keluarga dengan keluarga lain (bermasyarakat), ciri-ciri mereka yang selalu siap berbagi kepintarannya dan juga orang yang pintar kita bisa manfaatkan kepintarannya untuk membangun masyarakat yang lebih baik adalah mereka yang mengerti dan melakukan apa yang dimengertinya, bukan mereka yang bisa menjawab semua pertanyaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar