. Kesehatan Pasca Lebaran

Kesehatan Pasca Lebaran

Masyarakat perlu mewaspadai beberapa kelompok penyakit yang umumnya terjadi pasca-Ramadan dan Idulfitri. Mulai dari penyakit karena dibawa pemudik, penyakit yang kambuh, akibat lingkungan dan trauma.


Perjalanan
Penyakit yang timbul pada saat mudik, karena berpindah dari satu tempat ke tempat lain (traveler). Dalam hal ini, penyakit yang banyak ditemukan seperti diare akut. Karena pada saat mudik orang mengonsumsi makanan mungkin tanpa memerhatikan kualitas dan kebersihannya.

Para pemudik kelelahan

Selain itu berhubungan dengan infeksi saluran pernapasan. Setelah puasa, orang masih lelah, kemudian datang Idulfitri dan tradisi mudik. Mudik itu sendiri berbagai ragam dengan berbagai kondisi yang melelahkan, seperti berdesakan dengan penumpang lain dalam antrean, tiduran di terminal menunggu kendaraan yang akan mengangkut penumpang, dan kepadatan terminal sendiri yang tentunya memicu untuk memudahkan penularan penyakit antar pemudik.

Dalam keadaan tubuh tidak fit, orang mudah tertular penyakit dari orang lain. Penyakit yang gampang menular antara lain influenza, infeksi saluran pernapasan akut, alergi saluran nafas dan infeksi pada daerah endemik tertentu yang dituju, seperti malaria, demam berdarah dengue, dan lainnya.

Kurang Kontrol Pola Makan
Penyakit yang muncul karena kambuhnya penyakit yang diidap selama ini (exacerbasi acute). Orang yang sudah memiliki penyakit tertentu biasanya ketika puasa mampu mengontrol makanan, namun ketika lebaran tiba, asupan makanan kurang terkontrol. Penyakit yang selama ini terkontrol, bisa menjadi tak terkontrol antara lain kencing manis (diabetes) dengan berbagai komplikasinya, hipertensi dengan berbagai komplikasinya, terutama serangan stroke, dengan faktor risiko seperti kolesterol tinggi, kegemukan (obesitas), dan asam urat yang tinggi.


Komplikasi hipertensi lain adalah serangan jantung koroner dan gagal jantung akibat penyumbatan pembuluh darah jantung dan kemampuan otot jantung yang menurun untuk memompakan darah ke seluruh tubuh.
Kolesterol tinggi memang ditengarai sebagai pemicu berbagai gangguan kesehatan, seperti hipertensi, gangguan jantung, hingga stroke. Sedangkan pemicu hipertensi antara lain, makanan asin yang dikonsumsi berlebihan, seperti kacang tojin, kue bawang, kari, soup, dan berbagai kue kering lainnya.
Seseorang penderita kencing manis ketika berpuasa, akan terkontrol gula darahnya. Namun, tatkala lebaran tiba, begitu banyak variasi makanan manis. Jika kita tak dapat menahan diri maka gula darah pun meningkat dengan berbagai manifestasinya, yang paling berat adalah terjadi koma diabetikum. Asam urat juga dapat meningkat akibat makan makanan berpurin tinggi, seperti usus, hati, ampela, paru, dan otak, seafood, emping dan kacang tanah.
 
Kebersihan Terabaikan

Penyakit yang terjadi akibat kurangnya meperhatikan kebersihan lingkungan. Karena tidak ada pembantu tangga, rumah ditinggal mudik dalam keadaan kotor, berikut sampah lingkungan yang belum dibuang petugas.

Ada genangan air, makanan yang tercecer dimakan tikus, dan sampah yang banyak mengundang lalat. Padahal lalat membawa berbagai penyakit infeksi usus, dari diare ringan sampai yang berat, disentri dan demam tifoid. Tikus dapat menyebabkan leptospirosis melalui air kencingnnya. Ancaman ikutan lainnya terjangkit nyamuk Aedes Aegypti akan berkembang pada air yang tergenang dan bisa membawa virus dengue, penyebab demam berdarah.


Trauma
Penyakit akibat trauma, karena mobilitas individu yang meningkat dan perilaku sekelompok orang dalam menyambut hari Idulfitri dengan menggunakan kendaraan bermotor secara tidak terkontrol dan juga bisa akibat pengaruh minuman beralkohol.

Kepadatan arus lalu lintas selama arus mudik dan meningkatnya mobilitas warga di jalan raya akan meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penyakit yang timbul berupa luka-luka dari yang ringan sampai yang berat, bahkan kematian.

Antisipasinya


Menilik dari hal tersebut penting seseorang untuk memerhatikan dan memilih makanan dan minuman yang sehat pada saat mudik. Dalam perjalanan, jangan mengonsumsi makanan jika tak yakin atas kualitas dan kebersihannya. Kalaupun ingin membawa dari rumah, harus diperhatikan paling tidak makanan itu bisa tahan 6 hingga 8 jam setelah dibuat. Jangan sampai masakan yang sudah rusak atau basi dimakan.

Bagi orang yang berpenyakit kronis, lebaran bukan kesempatan melepaskan kendali selepas-lepasnya. Justru kesehatan yang sudah diraih selama sebulan berpuasa wajib dipertahankan. Jangan karena merasa lebih sehat, maka merasa sudah bebas dari berpantang makan. Ini berbahaya, karena akan terjadi lepas kendali atau exacerbasi acute (kekambuhan yang lebih berat) dari penyakit kronik yang diidap selama ini.

Selain itu, banyak orang yang berupaya melawan rasa lelah dengan minum vitamin C dosis tinggi dan berbagai macam suplemen makanan yang banyak dijual bebas dengan berbagai promosi khasiatnya. Penggunaan suplemen makanan juga harus diperhatikan efek sampingnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Semua zat tidak ada yang bebas dari efek samping, apalagi yang sudah dikemas dalam bentuk tablet atau kapsul, yang tentunya mengandung berbagai zat-zat lain.

Suplemen yang cocok untuk seseorang belum tentu cocok untuk orang lain. Dosis vitamin yang berlebihan juga tidak baik untuk tubuh, bahkan akan dibuang kembali oleh tubuh, dan akan memberatkan fungsi sel-sel yang berkerja untuk itu. Kalau memang merasa asupan makanan tak mencukupi, silakan saja minum suplemen, tetapi harus hati-hati dan membaca petunjuknya. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih jenis suplemen atau vitamin.

Tidak ada komentar:

.

.
.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...