Pasukan Elit Wanita Pengawal Pribadi
Kolonel Muammar Al-Gadhafi memberi kepercayan kepada kaum perempuan sebagai pengawal pribadinya. Mereka berjanji untuk setia dan siap berkorban demi keselamatan Brother Leader. Siang dan malam selalu berada di sekitar tenda tempat kediaman pemimpin mereka. Sebelum diangkat menjadi bodyguard, para gadis ini harus melalui sekolah pelatihan khusus dan melalui program yang sulit. Mereka harus sanggup menghadapi musuh, ahli dengan berbagai macam-macam senjata api dan memiliki seni bela diri yang handal. Kolonel Gadhafi akan memutuskan seleksi terakhir.
Mereka yang terpilih sebagai pengawal pribadi Brother Leader, merasa bangga karena sebagai anggota pasukan elit merupakan pekerjaan bergengsi. Dalam kehidupan mereka sehari-hari tidak ada kekurangan apapun karena biaya hidup mereka sngat terpenuhi. Bila siapapun dari mereka menikah, maka terpaksa harus meninggalkan pekerjaan mereka. Hidup mereka tetap terjamin dan sumpah setia terhadap Brother Leader tetap melekat. Pasukan elit wanita di sebuah negara Islam seperti Libya yang unik ini, telah melahirkan wanita modern yang menantang stereotip Barat yang selalu menggambarkan kaum wanita Arab Muslimah hidupnya sangat tertekan.
Dalam kunjungannya ke negara-negara Barat pada 24 Desember 2007. Fox News. com melaporkan Kolonel Muammar Al-Gadhafi telah memberi kesan yang baik. Kolonel Gadhafi tiba dengan rombongan 400 orang untuk kunjungan resmi ke Paris. Terdiri dari lima pesawat dan armada limosin berlapis baja. Meskipun telah disiapkan kamar di Hotel de Mariguy, Kolonel Gadhafi lebih suka tinggal di tenda ala Bedouinnya yang ditancapkan di taman hotel. Ia juga membawa seekor unta Sahara untuk menyambut pengunjung sebagai tradisi gurun. Kolonel Muammar Al-Gadhafi biasa hidup sederhana, di negaranya pun dia lebjh suka tinggal di tenda daripada di istana. Kolonel Gadhafi dan tendanya tidak pernah terpisahkan sehingga “Tenda Gadhafi” sangat terkenal di dunia dan merupakan icon Jamahiriya Arab Libya.
Selain itu, tidak lengkap perjalanan Kolonel Muammar Al-Gadhafi ke mana saja kalau tidak dikelilingi oleh pasukan elit wanita yang mengawalnya. Dalam kunjungan ke Paris, Perancis, dan Madrid sebagai tamu pemerintah Spanyol, Kolonel Gadhafi di jaga ketat oleh 30 orang pasukan elit wanita. Mereka semuanya cantik-cantik. Meskipun mereka nampak lembut, namun garang bagaikan para pelakon film serial di TV ” Charlie’s Angels”. Mereka berpakaian seragam militer warna biru, kadang-kadang hijau loreng, rambut panjang tetap dipelihara untuk menunjukkan identitas femininnya, sepatu boot hitam mengkilap, dilengkapi senjata otomatis yang siap memberondong pelurunya bila ada yang mau coba-coba mencelakakan Brother Leader.
Bagaikan Charlie’s Angels siap tembak.
Orang-orang Eropa yang sudah terbiasa dengan kebebasan kaum wanita, melihat pemandangan seperti ini merasa kagum dan terpesona. Bahkan pasukan elit wanita ini menjadi sasaran utama pers Barat untuk diulas terutama ketika Brother Leader berkunjung ke Roma pada Juli 2009.
Wanita Libya Ketua Komisi Hak Asasi Manusia PBB Th. 2003
Mrs. Nayat Al-Hajjaji, seorang Jurnalis dan Diplomat dari Jamahiriya Arab Libya pada tanggal 20 Januari 2003, terpilih sebagai Ketua Komisi Hak Asasi Manusia PBB. Dia didukung oleh 33 anggota, dengan tiga negara abstain. Keberhasilan Libya ini telah membuat dunia terperanjat , karena selama ini mereka sudah terpengaruh oleh isu buruk dari pers Barat tentang hak asasi manusia di Jamahiriya Arab Libya. Padahal kita tahu bahwa Amerika Serikat yang terkenal sebagai kampiun demokrasi dan HAM di dunia telah melakukan banyak pelanggaran HAM berat sejak perang Korea, Vietnam dan sekarang di Afghanistan dan Iraq. Mrs. Najat Al-Hajjaji datang dari negeri Islam yang dipimpin Kolonel Muammar Al-Gadhafi di mana dia terkenal sebagai seorang pembela hak-hak asasi wanita di negaranya.
Mrs. Nayat Al-Hajjaji Ketua Komisi Hak-Hak Asasi Manusia di PBB
1 komentar:
Ya, mungkin karena itu
Posting Komentar