Masih segar dalam ingatan kita tragedi Bom Bali yang menyebabkan Indonesia terkenal (dalam arti buruk) secara Internasional. Bom pertama diledakkan tahun 2002 dan bom kedua tahun 2005. Bom tahun 2002 menelan korban jiwa paling tinggi yaitu 202 jiwa ditambah 209 orang terluka. Insiden bom ini sangat merusak citra Indonesia hingga beragam negara memberikan travel warning ke Indonesia.
Bom Bali memiliki target utama turis asing, namun bom yang baru ditemukan polisi di Jalan Bintara Jaya 8, Bekasi sabtu ini langsung menarget Istana Negara, salah satu simbol Negara Indonesia.
Istana negara yang selesai dibangun tahun 1804 ini sudah berumur lebih dari dua abad namun masih mampu memenuhi tugasnya sebagai tempat tinggal presiden. Sekarang ada yang berencana untuk meledakkanya dengan bom ‘rice cooker’ yang memiliki daya ledak tinggi. Saat artikel ini dipublish tim gegana masih berusaha untuk menjinakkan seluruh bom yang ada.
Bom yang ditemukan berjumlah tiga buat dengan berat total 3 kilogram. Polisi sudah mengevakuasi warga dengan jarak sejauh ratusan meter untuk menghindari hal-hal tang tidak dinginkan. Menurut polisi, bom dengan daya ledak tinggi ini dibuat tangan dan yang pasti membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi. Tidak mungkin dapat membuat bom dengan daya ledak tinggi tanpa pelatihan terlebih dahulu.
Implikasi Dari Rencana Pengeboman Istana Negara
Rencana untuk mengebom Istana Negara tidak dapat dianggap remeh sama sekali. Bila bom ini berhasil diledakkan maka seluruh mata di Indonesia dan Internasional akan langsung menyorot ke pemerintahan kita. Masa Istana Negara yang memiliki pengamanan sangat ketat bisa kecolongan?
Beruntung tim polisi berhasil mengagalkan rencana ini sebelum bom dikirim ke Istana Negara. Bahkan penemuan bom saja di Istana Negara akan sangat mencoreng reputasi Indonesia karena bisa-bisa terdapat bom sedekat itu di area Istana Negara. Belum lagi resiko akan korban jiwa dan luka-luka yang akan terjadi bila bom benar-benar meledak. Negara lain bisa saja akan mengeluarkan travel warning lagi ke Indonesia.
Insiden penemuan bom ini terjadi saat suhu politik di jakarta sedang memanas. Para teroris ini mungkin saja memanfaatkan momen ini untuk melancarkan aksinya. Saat semua mata sedang terpaku pada kasus penistaan agama Ahok, mereka akan meledakkan bom berdaya ledak tinggi di Istana Negara. Kekacauan politik dapat terjadi karena bisa saja ada penjabat tinggi negara yang terkena. Bahkan bila rencana bom ini berhasil, kelompok teroris lain akan mendapat ‘semangat’ untuk melancarkan aksi-aksi yang lebih sadis lagi.
Para polisi juga perlu untuk mencari siapa penyandang dana para teroris ini. Biaya melatih dan merakit bom berdaya ledak tinggi tidak mungkin sedikit. Bisa saja dana ini berasal dari organisasi teroris asing seperti ISIS. Setelah gagal di sarinah bisa saja mereka merencanakan pembalasan dengan bom yang lebih kuat dengan target yang lebih besar.
Polisi sendiri menduga Bahrun Naim sebagai otak dibalik penemuan bom di bekasi ini. Bahrun Naim sendiri pernah ditangkap namun sudak bebas pada Juni 2012. Bahrun Naim sudah sering disebut-sebut sebagai dalang berbagai rencana bom di Indonesia dengan tujuan menciptakan negara serupa ISIS di Indonesia. Informasi terakhir yang diberikan polisi Naim sedang berada di Suriah mendukung kelompok teroris ISIS.
Tujuan pengeboman ini sama dengan pengeboman-pengeboman sebelumnya. Yaitu untuk menciptakan teror di masyarakat. Para pelaku teror juga percaya bahwa apa yang mereka lakukan akan mendapat ganjaran surga. Tentu saja hal ini tidak bisa dibenarkan. Pembunuh orang tidak bersalah tidak mungkin mendapat tempat disurga. Masyarakat saja menolak teroris, apalagi surga?
Masalahnya adalah masih banyak orang berpendidikan rendah yang mau mendapat jalan pintas ke surga. Memiliki hidup yang pas-pasan dan pendapatan yang rendah menyebabkan orang-orang ini sangat mudah terdoktrin untuk tergoda janji masuk surga. Tinggal pencet satu tombol langsung masuk surga, siapa yang tidak mau? Meski hanya perlu berpikir 1 menit untuk mengetahui bahwa hal ini sangat salah, pikiran mereka telah tertutup. Yang penting SAYA masuk surga, tidak peduli siapa yang terbunuh. Penulis sendiri tidak bisa mengerti jalan pikiran seperti ini.
Akhir kata, salut dengan kinerja kepolisian yang berhasil mematahkan rencana pengeboman ini. Rencana teroris di Indonesia sudah banyak yang gagal karena keberanian dan kecerdasan para polisi. Bila diluar negeri diperlukan tim SWAT dengan peralatan lengkap, kita hanya perlu para polisi yang berani melawan teroris hanya dengan pistol dan baju dinas. (10/12/2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar