. Mengapa Kantong Plastik Berbayar?

Mengapa Kantong Plastik Berbayar?

Penggunaan kantong plastik ini sangat banyak terlihat di kehidupan kita, mulai dari belanja sayur di pagi hari, belanja makanan di restoran atau pedagang keliling, belanja di toko kelontong atau supermarket, beli buku sampulnya plastik, hingga belanja di pertokoan di mall-mall. 

Mengapa kantong plastik sangat dekat dengan kita ? karena benda ini merupakan benda yang paling simple dan praktis dalam menyimpan, dapat digunakan dimana-mana selain murah dan juga dapat langsung dibuang ketika tidak terpakai lagi. 


Namun sadarkah kita ketika kantong plastik yang hanya digunakan sekitar 10-15 menit membutuhkan waktu sekitar 500-1000 tahun untuk diuraikan. Pemakaian plastik memang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan sehari-hari apalagi dengan harganya yang murah bahkan didapat dengan gratis ketika kita berbelanja, sehingga plastik menjadi sampah yang paling banyak dihasilkan oleh kita dalam sehari. 

Menurut riset yang diadakan oleh Worldwatch Institute diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang. Sudah bisa dibayangkan berapa besar kerusakan alam dan polusi yang bakal dihadapi akibat pemakaian kantong plastik yang berlebihan. 

Kantong plastik sebagai penyumbang utama dari pencemaran sampah plastik yang tidak dapat kita tinggalkan, bahkan konsumsi terhadap plastik ini sudah masuk dalam tahap mengerikan, namun kita bisa melakukan berbagai hal untuk mengurangi pemakaian kantong plastik tersebut dalam upaya mencegah pencemaran dari sampah plastik pada lingkungan. 

Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional pada 21 Februari pemerintah  memberlakukan kebijakan kantong plastik berbayar. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan memperkenalkan kebijakan kantong plastik berbayar di 17 kota kepada pemerintah daerah, dunia usaha atau peretail modern, dan masyarakat.

Kota-kota yang akan menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar tersebut adalah DKI Jakarta, Bandung, Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, Solo, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang, Medan, Balikpapan, Banjarmasin, Makassar, Ambon, dan Jayapura.

ASOSIASI Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mendukung upaya pemerintah mengurangi limbah plastik melalui kebijakan kantong plastik berbayar atau kantong plastik tidak gratis di Indonesia. Melalui kebijakan ini, Aprindo berharap, masyarakat bisa lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. 

Apabila kebijakan ini berhasil diterapkan, beban peritel dari pembelian kantong plastik dapat dialokasikan untuk dana CSR bagi lingkungan. Karena itu, pemerintah diharapkan memberikan keleluasaan kepada pengusaha ritel dalam menentukan harga jual kantong plastik dan mengatur mekanismenya. Selama masa sosialisasi dan edukasi, harga jual kantong plastik berbayar yang ingin Aprindo terapkan sebesar Rp 200 termasuk PPN, sebagai harga yang disubsidi oleh peritel agar tidak memberatkan konsumen. 

Selain itu implementasi kebijakan kantong plastik berbayar di daerah tidak memerlukan peraturan daerah. Alasannya, status kantong plastik akan diberlakukan seperti barang dagangan lainnya yang menjadi otoritas dan mekanisme peritel. Data Nielsen 2015 menyebutkan, market share dari industri ritel-toko swalayan (minimarket, supermarket, hipermarket, dan perkulakan) di Indonesia hanya sebesar 26,0 persen sedangkan ritel pasar rakyat mencapai 74,0 persen. Artinya, kebijakan ini akan berhasil jika semua peritel baik toko swalayan maupun pasar rakyat menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar secara simultan.

Hal kecil yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik diantaranya: 
  • Menggunakan tas permanen atau tas belanja sendiri ketika sedang berbelanja ke pasar sehingga tidak memerlukan kantong plastik lagi sebagai media penyimpanan. 
  • Jika tidak memiliki tas belanja bisa menggunakan kantong plastik sendiri yang dibawa dari rumah sehingga kita dapat mengurangi pemakaian plastik. 
  • Memilah sampah yang akan kita buang antara yang organik dan non-organik berupa plastik agar mempermudah pengolahan sampahnya nanti. 
  • Membawa botol minuman sendiri sehingga tidak perlu untuk membeli botol air minum sekali pakai. - Membawa tempat makanan sendiri seperti piring dan mangkok ketika akan membeli makanan untuk mengurangi pemakaian plastik. 
  • Jika ke toko buku minta saja kepada kasirnya untuk tidak membungkus buku dengan plastik karena kita bisa membawanya atau memasukkan ke dalam tas. 
  • Jika membeli barang yang sedikit misalnya permen atau es krim, kita bisa minta ke penjualnya untuk tidak membungkus lagi dengan plastik. 


1 komentar:

Endang Ermanto mengatakan...

Jika memang tujuannya untuk lingkungan, kenapa malah plastik belanjaan yang jadi target, karena plastik belanjaan walau pemakaiiannya sebentar, tapi dia juga cepat terurai.
kenapa gak perusahaan2 minyak goreng atau sebagainya, yang diwajibkan memakai botol yang jauh lebih baik, bukan plastik yang tebal dan sulit terurai.
#just opini

.

.
.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...