Setiap ada kebijakan pemerintah
mengurangi subsidi harga BBM selalu ada pro kontra di masyarakat. Respon awal
setiap orang akan menolak apabila diharuskan membayar sesuatu yang lebih dari
harga sebelumnya termasuk harga BBM. Banyak yang tidak menyadari bahwa harga
yang selama ini dibayarkan untuk mendapatkan BBM menjadi lebih murah karena
mendapat subsidi dari anggaran pemerintah. Pernahkan timbul pertanyaan mengapa
untuk urusan biaya transportasi seseorang harus ikut ditanggung pemerintah?
Apakah dalam sejarah pemerintahan sebelum NKRI pernah memanjakan demikian
oleh Kerajaan Demak, Mataram, Majapahit, Sriwijaya atau pemerintah Hindia
Belanda?
Bukahkah sebelum NKRI terbentuk, penguasa cenderung hanya memungut upeti dari masyarakat? Sebagian masyarakat merasa perlu tetap ada subsidi untuk membantu masyarakat miskin, tapi ternyata pemakai subsidi BBM tidak dinikmati oleh orang miskin alias salah sasaran. Bukankah dana subsidi harusnya dialihkan ke sektor produktif yang tujuan akhirnya juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
Bukahkah sebelum NKRI terbentuk, penguasa cenderung hanya memungut upeti dari masyarakat? Sebagian masyarakat merasa perlu tetap ada subsidi untuk membantu masyarakat miskin, tapi ternyata pemakai subsidi BBM tidak dinikmati oleh orang miskin alias salah sasaran. Bukankah dana subsidi harusnya dialihkan ke sektor produktif yang tujuan akhirnya juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
Subsidi BBM awalnya diberikan pemerintah orde baru karena kondisi saat itu daya beli masyarakat dan ekonomi Indonesia sangat rendah sedangkan cadangan minyak bumi Indonesia masih berlimpah hasil eksport BBM menjadi pendapatan utama sehingga dapat digunakan membiayai pemerintahan dan pembangunan. Saat itu Indonesia masuk menjadi anggota negara-negara pengekspor minyak dunia atau OPEC.
Dengan terus bertambahnya penduduk dunia dan begitu besarnya ketergantungan dunia atas energi maka minyak mentah menjadi komoditas politik dan harga minyak mentah dunia terus meningkat. Seiring dengan ledakan jumlah penduduk Indonesia yang berakibat bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, ternyata tidak diiringi dengan jumlah penerimaan negara dari sektor minyak bahkan penerimaan semakin menurun dan Indonesia berubah menjadi negara pengimport minyak. Seharusnya ketika Negara sudah impor BBM mendekati 50% dari kebutuhan maka politik subsidsi BBM harus sudah dihapus supaya defisit neraca tidak terus terpuruk.
Dengan terus bertambahnya penduduk dunia dan begitu besarnya ketergantungan dunia atas energi maka minyak mentah menjadi komoditas politik dan harga minyak mentah dunia terus meningkat. Seiring dengan ledakan jumlah penduduk Indonesia yang berakibat bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, ternyata tidak diiringi dengan jumlah penerimaan negara dari sektor minyak bahkan penerimaan semakin menurun dan Indonesia berubah menjadi negara pengimport minyak. Seharusnya ketika Negara sudah impor BBM mendekati 50% dari kebutuhan maka politik subsidsi BBM harus sudah dihapus supaya defisit neraca tidak terus terpuruk.
APBN awalnya masih bisa diselamatkan ketika ada pengaganti sumber pendapatan lain, seperti gas alam, batu bara, kelapa sawit. Namun ketika pemasukan yang berasal dari sumber daya alam juga menurun pemerintah mengandalkan penerimaan dari sektor pajak meskipun demikian kebutuhan subsidi BBM semakin membengkak dan defisit neraca APBN berjalan semakin melebar.
Berikut ini paparkan beberapa hal kenapa harga BBM Indonesia harus naik yang dirilis oleh Kata data:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar