Sudah lama terbengkalai. Digunakan untuk toko dan pabrik. Kini bangunan itu beralih fungsi. Adalah gereja di wilayah Clitheroe, Lancashire, Inggris, yang diubah menjadi masjid. Alasan utamanya, karena sudah lama tak terpakai dan banyak warga Muslim di sana yang membutuhkan sebuah masjid untuk beribadah. Semua kalangan sudah mengizinkannya. Benar-benar toleransi beragama yang sungguh harmonis. Dulu kala, bangunan ini adalah sebuah Gereja Mount Zion. Paling terkenal di Clitheroe, kala itu. Bahkan sempat menjadi lukisan masterpiece karya seniman kenamaan, Laurence Stephen Lowry. Judul gambarnya, A Street in Clitheroe — Jalan di Clitheroe.
Namun entah mengapa gereja ditutup selama 14 tahun. Beberapa kali gereja ini berubah fungsi menjadi toko amunisi, pabrik kotak logam dan garmen. Sejak itulah, warga Muslim mengajukan gereja tersebut berubah fungsi sebagai masjid sejak tahun 2006. Meski sempat ditentang banyak pihak, terutama dari anggota partai sayap kanan, Partai Nasional Inggris, yang terkenal rasis, kala itu, pengajuan warga Muslim di sana akhirnya disetujui.
“Dukungan dari beberapa wilayah sangat baik. Kami mendapat reaksi positif dari kelompok antar-keyakinan. Dan masyarakat atheis juga berada di balik proyek ini,” ujar Ketua Pusat Pendidikan Islam Media di Lancashire, Farouk Hussain, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (31/7/2013).
Dukungan juga datang dari Kanselir Clitheroe, Jim Shervey. Dia bilang, warga Muslim berhak beribadah di mana pun. Pertentangan sudah berhasil diselesaikan. “Gedung ini dipakai untuk kepentingan positif. Dan jelas lebih baik digunakan daripada kosong tak terpakai,” kata Jim.
Kini 7 tahun telah berlalu. Proses konversi gedung tersebut sudah menginjak tahap akhir. Tinggal dipasang pemanas, lampu, dekorasi dalam, pintu dan jendela. Dana pun masih dikumpulkan.
Indahnya Toleransi
Keindahan toleransi juga terpancar dari Skotlandia, Inggris. Gereja Episkopal St John di Aberdeen yang kuno dan megah memberikan ruangnya untuk Masjid Syed Shah Mustafa Jame yang berada di sebelahnya. Saat cuaca ramah, tak jadi masalah. Namun kala musim dingin yang disertai angin kencang, para jemaah terpaksa beribadah di tengah cuaca membekukan, di atas trotoar yang kasar.
Melihat kondisi tersebut, Gereja St John membuka pintunya lebar-lebar bagi umat muslim yang ingin menunaikan ibadah salat. Lima kali dalam sehari. Dan terutama saat Salat Jumat.
Copas dari: http://nyobamoto.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar