. "Ferrari" Tabrak Tebing Dahlan Iskan Selamat

"Ferrari" Tabrak Tebing Dahlan Iskan Selamat

Menteri BUMN Dahlan Iskan baru saja mencoba mobil listrik "Ferrari" dari Solo ke Magetan hari ini. Namun naas, rem di mobil tersebut bermasalah dan akhirnya menabrak tebing. Dahlan mengemudikan "Ferrari" tersebut sendirian. 


Namun saat di turunan tajam sekitar Telaga Sarangan Magetan dan rem bermasalah (ngeblong), maka Dahlan memilih menabrakannya ke tebing. "Mobil listrik itu pun hancur, namun pengemudinya, Dahlan Iskan, selamat. 

Mobil itu ringsek di bagian depan. Bamper depan serta penutup kap rusak parah, bahkan kaca depan, samping dan spion sudah terlepas.

Tidak hanya itu, atap mobil juga ringsek. kondisi ban bagian depan juga tidak luput dari kerusakan parah.

Saat ini, mobil yang berwarna merah metalik itu menjadi tontonan warga sekitar. Terlihat, salah satu warga cermat memperhatikan mobil nahas itu.

"Kalau tidak saya tabrakan ke tebing, mobil akan makin meluncur kencang dan akan membahayakan orang lain," kata Dahlan

Konstruktor Cuci Tangan
Pencipta mobil Tucuxi, Danet Suryatama mengaku belum mengetahui secara jelas bahwa mobil listrik buatannya mengalami kecelakaan.

Namun, menurut Istri Danet, Mimien, mobil tersebut sudah bukan lagi menjadi urusan suaminya tetapi urusan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

"Saya baru dapat sms juga dari rekan media. Kita kan sudah tidak ikutan lagi, kami hanya menciptakan, itu urusan pak Dahlan," ujar Istri Danet

Sebelumnya Danet beberapa kali protes pada Dahlan karena merasa hak ciptanya dicuri. Sementara Dahlan merasa tak bersalah karena sudah membeli mobil ciptaan Danet.

Manufacturing Hope?
Dahlan menaruh harapan dan kepercayaan kepada empat orang yang disebutnya sebagai putra petir dalam tulisannya di berbagai media atau yang lebih dikenal manufacturing hope.

Kala itu, Dahlan menyanjung kepada ke-empat diantaranya Mario Rivaldi, Dasep Ahmadi, Ravi Desai dan Danet Suryatama sebagai putra petir atau ahli otomotif dan setrum listrik. Empat orang ini dipercaya Dahlan membuat mobil listrik nasional.

Dasep Ahmadi berhasil membuat mobil sekelas city car, yang diberi merek Ahmadi. Sedangkan Danet menciptakan mobil listrik mewah dengan nama Tucuxi yang pembuatannya menghabiskan dana Rp 3 miliar.

Namun, seiring berjalannya waktu, satu diantara mereka, Danet Suryatama, anak Pacitan lulusan ITS yang melanjutkan kuliah di Michigan, Amerika Serikat. Dan kemudian bekerja di bagian teknik pabrik mobil besar di Amerika Serikat, Chrysler, selama 10 tahun, berselisih paham dengan Dahlan. 

Danet berselisih paham lantaran dia merasa tidak dihargai kendaraannya dirombak tanpa sepengetahuannya di bengkel Kupu-Kupu Malam, Yogyakarta usai di uji coba di Senayan, Jakarta. Dia menilai bengkel tersebut tidak berhak merombaknya karena Kupu Kupu Malam hanya membuat body kendaraan.

Ruwatan Mobil atau Ruwatan Dahlan?
Sebelum melakukan perjalanan ke Surabaya, Menteri BUMN Dahlan Iskan terlebih dahulu meruwat mobil listrik Tucuxi di Solo. Ruwat tersebut ditujukan agar mobil terhindar dari segala bahaya, bala dan fitnah dari manapun.

Ruwatan tersebut dilakukan oleh dalang kondang Ki Manteb Sudarsono dengan sebuah upacara mandi kembang di Solo pukul 01.11 WIB dini hari tadi. Hal itu didasari oleh hitungan tahun Saka yang sangat pas untuk meruwat Kolo. Dalam ajaran Jawa, Bethoro Kolo adalah pangeran kegelapan yang selalu membawa nasib buruk atau kejahatan.

"Mobil listrik Tucuxi diruwat di Solo dalam sebuah upacara mandi kembang yang akan dilakukan oleh Dalang terkenal yaitu Ki Manteb Sudarsono," ujar Kabag Humas Kementerian BUMN Faisal Halimi melalui pesan singkatnya, Jumat (4/1). Sebelum berangkat menuju Surabaya, mobil seharga Rp 3 miliar itu juga telah didoakan warga Solo. Namun nahas, mobil listrik buatan Danet tersebut mengalami kecelakaan di Sarangan.

Dahlan Mengaku Salah
Dahlan Iskan mengaku kecelakaan mobil listrik Tucuxi merupakan kesalahannya. Dalam melakukan uji kendaraan, Dahlan langsung membawa Tucuxi melaju di medan yang cukup berat.

"Saya sengaja mengambil rute yang sulit. Mungkin ini salah saya, mungkin seharusnya ini dilakukan secara bertahap, tidak langsung ke medan yang berat," kata Dahlan di MetroTV, Sabtu (5/1).

Menurutnya, mobil Ferrari merah tersebut sangat baik untuk melaju di daerah tanjakan. Namun, belum mampu menaklukkan medan yang curam.

Menurut Dahlan, saat dibawa menuruni tanjakan, dirinya terlalu sering menginjak rem. Hal itu membuat rem akhirnya blong. "Saya menggunakan rem berlebihan, ketika sampai di turunan, rem tidak berfungsi," kata Dahlan.

Saat Ferrari listriknya melaju kencang di turunan tajam, Dahlan mengaku tidak panik. Padahal saat itu rem Tucuxi blong.

"Ketika menurun tajam, ketika sampai tikungan, remnya tidak berfungsi mobil menggelinding makin cepat, makin cepat. Kalau tidak segera dihentikan akan mencelakakan orang, saya lihat di depan ada tebing maka saya tabrakkan. Saya tabrakkan ke tebing gunung antara 60-80 km/jam. Saya tidak panik, kalau panik mobil kian liar," paparnya.

Dahlan mengatakan, dirinya sendiri yang mengemudikan mobil seharga Rp 3 miliar tersebut. Ditemani oleh salah satu pakar motor listrik yang telah berpengalaman. "Saya mengendarai sendiri. Saya dengan Riki yang ahli motor listrik yang sudah lama di Jepang. Berdua saja," tutur Dahlan.

Sumber: merdeka.com

Tidak ada komentar:

.

.
.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...