Film "Innocence of Muslims" dibuat di
California dan trailer-nya yang berdurasi 13 menit luas beredar di
Internet. Film ini dikecam karena dianggap telah menghina Nabi Muhammad SAW. Akibatnya, film ini langsung menyulut aksi protes. Salah satu di antaranya
berlangsung rusuh di Konsulat AS di Benghazi, Libya, 11 September 2012. Duta
besar AS dan tiga pejabatnya tewas. Protes kemudian menyebar ke beberapa
negara-negara Muslim lainnya. Sedikitnya sudah 17 orang tewas sejak protes
pertama kali berlangsung pada Selasa lalu.
Sikap Pemerintah Amerika Serikat
Pada tanggal 12 September 2012, Presiden Amerika Serikat Barack Obama
mengatakan bahwa ia "sangat mengutuk serangan terhadap fasilitas
diplomatik Amerika Serikat". Obama lebih lanjut memerintahkan agar
keamanan ditingkatkan di semua fasilitas tersebut. Sekelompok tim Marinir
kemudian dikirim ke Libya untuk membantu meningkatkan keamanan. Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Hillary Rodham Clinton memberikan pernyataan di Gedung Putih yang mengutuk serangan terhadap Kedutaan AS
Pembuat Film Menyerahkan Diri
Nakoula Basseley, pria yang mengaku sebagai pembuat film Innocence of Muslims, menyerahkan diri. Sabtu malam waktu setempat, 15 September 2012, dari kediamannya di kota Cerritos, negara bagian California, AS, dia dijemput sherif setempat. Dia minta diinterogasi aparat keamanan federal Amerika.
Digiring petugas, Nakoula berjalan menuju mobil dengan wajah rapat ditutup topi, syal, serta kaca mata hitam. Dia rupanya tak mau wajahnya dikenali orang. Tonton Video "Pembuat Film Anti-Islam Menyerahkan Diri".
Siapa Nakoula
Ternyata, Nakoula Basseley Nakoula adalah warga Amerika Serikat berdarah Mesir. Pria yang lahir 55 tahun lalu itu tinggal di kota Cerritos, di negara bagian California, AS. Patut dicatat, meski beragama Kristen Koptik, dia bukanlah seorang umat Kristen yang saleh. Dia sejatinya seorang kriminal.
Nakoula pernah beberapa kali tersandung masalah hukum. Pada tahun 1997, dia pernah ditahan kantor Sherif Los Angeles. Pada 27 Maret 1997, dia didakwa karena memproduksi metamfetamin.
Mengaku bersalah, Nakoula dijatuhi hukuman satu tahun penjara dan tiga tahun masa percobaan pada 3 November 1997. Kantor Kejaksaan mengatakan dia melanggar masa hukuman percobaannya pada 8 April 2002 dan kembali dijebloskan ke bui selama satu tahun.
Pada 2010, dia terlibat penipuan bank--yang kini dijadikan alasan aparat AS untuk menahan dan memeriksanya.
Sejak film amatirnya itu menuai protes keras dari banyak umat Islam, Nakoula bersembunyi. Dia menjauhkan diri dari lingkungan sosialnya. Berbagai pihak mencoba menelusuri identitas dan keberadaan produser yang semula disebut-sebut bernama Sam Bacile, seorang Yahudi anti-Islam.
Wall Street Journal (WSJ) dalam sebuah artikelnya mencoba menelusuri produser film yang ketika itu asal-usulnya masih misterius. Selasa pekan lalu lalu, WSJ berhasil menghubungi Sam Bacile melalui telepon. Kepada WSJ dia mengaku berumur 52 tahun dan warga negara Amerika keturunan Israel. Dia juga terang-terangan mengaku anti Islam, bahkan menyebut agama ini sebagai "kanker peradaban".
Ternyata, Nakoula Basseley Nakoula adalah warga Amerika Serikat berdarah Mesir. Pria yang lahir 55 tahun lalu itu tinggal di kota Cerritos, di negara bagian California, AS. Patut dicatat, meski beragama Kristen Koptik, dia bukanlah seorang umat Kristen yang saleh. Dia sejatinya seorang kriminal.
Nakoula pernah beberapa kali tersandung masalah hukum. Pada tahun 1997, dia pernah ditahan kantor Sherif Los Angeles. Pada 27 Maret 1997, dia didakwa karena memproduksi metamfetamin.
Mengaku bersalah, Nakoula dijatuhi hukuman satu tahun penjara dan tiga tahun masa percobaan pada 3 November 1997. Kantor Kejaksaan mengatakan dia melanggar masa hukuman percobaannya pada 8 April 2002 dan kembali dijebloskan ke bui selama satu tahun.
Pada 2010, dia terlibat penipuan bank--yang kini dijadikan alasan aparat AS untuk menahan dan memeriksanya.
Sejak film amatirnya itu menuai protes keras dari banyak umat Islam, Nakoula bersembunyi. Dia menjauhkan diri dari lingkungan sosialnya. Berbagai pihak mencoba menelusuri identitas dan keberadaan produser yang semula disebut-sebut bernama Sam Bacile, seorang Yahudi anti-Islam.
Wall Street Journal (WSJ) dalam sebuah artikelnya mencoba menelusuri produser film yang ketika itu asal-usulnya masih misterius. Selasa pekan lalu lalu, WSJ berhasil menghubungi Sam Bacile melalui telepon. Kepada WSJ dia mengaku berumur 52 tahun dan warga negara Amerika keturunan Israel. Dia juga terang-terangan mengaku anti Islam, bahkan menyebut agama ini sebagai "kanker peradaban".
Rupanya dia berbohong. Dalam catatan pemerintah
Amerika dan Israel, tidak ada warga mereka bernama Sam Bacile. Media di AS yang
menelusuri riwayat Bacile, belakangan mengungkapkan bahwa dia juga ternyata
bukan seorang Yahudi, melainkan seorang keturunan Arab.
WSJ melacak nomor telepon Bacile, dan ternyata dia beralamat di Cerritos, California. Di alamat itu, tertera nama penghuninya bukan Bacile, melainkan Nakoula Basseley Nakoula, seorang produser film. Kepada salah satu awak media, Nakoula pernah membantah bahwa dia adalah Bacile.
Kini, setelah identitasnya diketahui, Nakoula menyerahkan diri ke aparat dan membuat pengakuan mengejutkan: dialah sang pembuat film "Innocence of Muslims" yang telah membuat marah umat Islam itu.
Film Murahan
WSJ melacak nomor telepon Bacile, dan ternyata dia beralamat di Cerritos, California. Di alamat itu, tertera nama penghuninya bukan Bacile, melainkan Nakoula Basseley Nakoula, seorang produser film. Kepada salah satu awak media, Nakoula pernah membantah bahwa dia adalah Bacile.
Kini, setelah identitasnya diketahui, Nakoula menyerahkan diri ke aparat dan membuat pengakuan mengejutkan: dialah sang pembuat film "Innocence of Muslims" yang telah membuat marah umat Islam itu.
Film Murahan
Film itu dibuat dengan kualitas rendah. Tampak
jelas, aktor-aktornya hanya "ditempelkan" di atas latar buatan padang
pasir secara kasar. Alih-alih digarap serius, Innocence of Muslims terlihat
sebagai sebuah film murahan yang konyol.
Saat diwawancarai WSJ, Nakoula mengaku membuat film itu untuk menggambarkan Islam sebagai agama yang penuh kebencian. "Ini adalah film politik, bukan film agama," tuturnya.
Film berdurasi dua jam itu dia buat tahun lalu di California selama tiga bulan. Dalam menggarap film ini, Nakoula mengaku bekerja sama dengan 60 aktor dan 45 kru. Untuk mendanainya, dia mengaku mendapat donasi sekitar US$5 juta dari 100 orang Yahudi. Namun, saat ditanya siapa, dia menolak mengidentifikasinya.
Saat diwawancarai WSJ, Nakoula mengaku membuat film itu untuk menggambarkan Islam sebagai agama yang penuh kebencian. "Ini adalah film politik, bukan film agama," tuturnya.
Film berdurasi dua jam itu dia buat tahun lalu di California selama tiga bulan. Dalam menggarap film ini, Nakoula mengaku bekerja sama dengan 60 aktor dan 45 kru. Untuk mendanainya, dia mengaku mendapat donasi sekitar US$5 juta dari 100 orang Yahudi. Namun, saat ditanya siapa, dia menolak mengidentifikasinya.
Belakangan, kru dan para aktor film Innocence
of Muslim mengaku diperdaya Nakoula. Mereka merasa telah dibohongi
sang produser yang tiba-tiba mengubah judul dan naskah di tengah-tengah proses
syuting, tanpa sepengetahuan mereka.
Kepada CNN, Rabu 13 September 2012,
sebanyak 80 kru dan aktor yang terlibat dalam pembuatan film tersebut mengaku
terkejut akan dampak yang ditimbulkannya.
"Seluruh kru dan pemain sangat sedih dan merasa disalahgunakan oleh produser. Kami 100 persen tidak berada di balik film ini dan telah diperdaya. Kami kaget dengan penulisan ulang naskah dan kebohongannya kepada kami. Kami sedih atas tragedi yang disebabkannya," demikian tertulis dalam pernyataan bersama para kru.
Salah seorang aktor yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka pertama kali melakukan casting pada Juli 2011. Nakoula ketika itu mengatakan akan menggarap film berjudul Desert Warrior, sebuah film tentang sejarah Arab di gurun.
Menurut dia, pada naskah awal yang dibacanya, sama sekali tidak ada karakter Nabi Muhammad. Saat naskahnya tiba-tiba diubah oleh Nakoula, para kru dan aktor telah memprotes. Tapi, kepada mereka, Nakoula mengatakan perubahan dibuat semata agar kaum muslim berhenti membunuh.
Pada naskah awal, karakter Nabi Muhammad semula tertulis bernama "George". Para aktor juga menyebut nama "George", bukan "Muhammad", saat syuting berlangsung. Namun, usai syuting, mereka diminta mengambil suara dengan mengucapkan kata "Muhammad", yang ternyata belakangan disisipkan ke dalam film, menggantikan "George".
Staf produksi yang mengaku memiliki naskah asli film ini juga menegaskan bahwa film tersebut awalnya dinyatakan tidak ada hubungannya dengan Nabi Muhammad dan Islam. "Saya tidak akan pernah terlibat dalam film yang mengakibatkan seseorang terluka. Saya mual saat menyadari bahwa saya terlibat dalam film yang menyebabkan seseorang tewas," kata seorang aktris.
"Seluruh kru dan pemain sangat sedih dan merasa disalahgunakan oleh produser. Kami 100 persen tidak berada di balik film ini dan telah diperdaya. Kami kaget dengan penulisan ulang naskah dan kebohongannya kepada kami. Kami sedih atas tragedi yang disebabkannya," demikian tertulis dalam pernyataan bersama para kru.
Salah seorang aktor yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka pertama kali melakukan casting pada Juli 2011. Nakoula ketika itu mengatakan akan menggarap film berjudul Desert Warrior, sebuah film tentang sejarah Arab di gurun.
Menurut dia, pada naskah awal yang dibacanya, sama sekali tidak ada karakter Nabi Muhammad. Saat naskahnya tiba-tiba diubah oleh Nakoula, para kru dan aktor telah memprotes. Tapi, kepada mereka, Nakoula mengatakan perubahan dibuat semata agar kaum muslim berhenti membunuh.
Pada naskah awal, karakter Nabi Muhammad semula tertulis bernama "George". Para aktor juga menyebut nama "George", bukan "Muhammad", saat syuting berlangsung. Namun, usai syuting, mereka diminta mengambil suara dengan mengucapkan kata "Muhammad", yang ternyata belakangan disisipkan ke dalam film, menggantikan "George".
Staf produksi yang mengaku memiliki naskah asli film ini juga menegaskan bahwa film tersebut awalnya dinyatakan tidak ada hubungannya dengan Nabi Muhammad dan Islam. "Saya tidak akan pernah terlibat dalam film yang mengakibatkan seseorang terluka. Saya mual saat menyadari bahwa saya terlibat dalam film yang menyebabkan seseorang tewas," kata seorang aktris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar