Ketegasan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam menjalankan pemerintahan bukan isapan jempol. Itu dibuktikan pada hari pertama Risma menyambut ratusan penerima SK Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Dua orang tenaga pendidikan disetrap.
“Kepada mbak-mbak yang terhormat di belakang itu, yang ngobrol ketawa-ketawa sendiri, duduk di depan saya saja sini,” ucap Risma sambil menunjuk ke arah deretan bangku di belakang. Selasa (18/2/2014), di Graha Sawunggaling, ia dijadwalkan memberikan pengarahan kepada 342 CPNS di lingkungan Pemkot Surabaya.
Beberapa kepala bagian yang berdiri di beberapa sudut lalu menjemput dua orang CPNS yang dimaksud. Dua perempuan berseragam biru itu kemudian berjalan menduduki kursi kosong di sebelah podium Risma, tertunduk malu.
“Saya sudah capek-capek ngomong, maksain suara, kok malah ngobrol sendiri,” timpalnya. Ia tampak tersinggung bila ada yang tak memperhatikannya saat berbicara.
Risma menegaskan, menjadi PNS berarti menjadi pelayan masyarakat dan memberikan pelayanan terbaik. Ini berbeda dengan zaman dulu, Paradigma bahwa menjadi PNS berarti harus dihormati dan mendapat keistimewaan, tak lagi berlaku. “Berikan yang terbaik bagi Surabaya. Fokus pada pekerjaan,” tuturnya.
Orang yang berhasil lolos seleksi CPNS pun berarti ia telah mendapat kesempatan berharga. Pasalnya, di luar sana banyak yang ingin menjadi PNS namun belum kesampaian. “Makanya, kesempatan yang datang ini hendaknya jangan di sia-siakan,” katanya.
Risma menolak jika dikatakan sebagai seseorang yang workaholic. “Ndak, saya bukannya gila kerja, tapi saya melihatnya output. Kalau output-nya kurang ya kita harus kerja lebih keras,” ungkapnya.
Masyarakat Surabaya, lanjut dia, menginginkan output. “Misal, orang pengennya nggak banjir. Jadi ya harus begitu. Memang itu risikonya,” jelasnya.
Sebanyak 342 surat keputusan (SK) CPNS diserahkan dari total 375 formasi umum tahun 2013. Sembilan formasi kosong lantaran tak ada peserta yang lulus passing grade dan 24 peserta mengundurkan diri karena diterima sebagai CPNS di daerah lain. Rinciannya, tenaga strategis 65 orang, tenaga pendidikan 180 orang, dan tenaga kesehatan 97 orang. Sedangkan, berdasarkan golongan terdiri atas 210 orang golongan III dan 132 orang golongan II.
“Penempatannya disesuaikan kebutuhan organisasi sesuai formasi jabatan. Ada yang guru kelas, guru BP, di rumah sakit, puskesmas, maupun di dinas-dinas,” ujar Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Mia Santi Dewi.
Di antara seluruh formasi CPNS tahun ini, Pemkot Surabaya merekrut sejumlah tenaga lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Mia mengatakan, mereka ditempatkan sebagai tenaga operasional di beberapa dinas seperti Dinas PU Bina Marga, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, serta Dinas Perhubungan.
Kendati mendapat tambahan tenaga, pemkot tetap merasa hal tersebut belum sepenuhnya menjawab persoalan kebutuhan jumlah pegawai. Sebagai gambaran, rata-rata jumlah PNS yang pensiun per tahun mencapai 700 orang. Angka itu tentu tidak sebanding dengan CPNS yang baru direkrut. Di sisi lain, beban kerja pegawai cenderung meningkat.
“Mau tidak mau, pemkot berupaya melakukan langkah efektifitas beban kerja pegawai. Beberapa kelurahan dimerger. Dengan demikian tidak membutuhkan pegawai yang banyak,” pungkas Mia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar adalah proyeksi pemahaman. Orang paham pasti bisa komentar