Foto ini diambil dari video yang dirilis Yayasan Indian Nasional Brasil (Funai) menampilkan beberapa pria anggota sebuah suku terasing Amazon yang untuk kali pertama membuat kontak dengan dunia luar |
Para pakar Brasil menduga anggota suku pedalaman ini telah melintasi perbatasan Peru-Brasil karena menghindari serbuan para pembalak hutan dan penyelundup narkoba.
Suku terasing yang menjadi bagian kelompok bahasa Pano membuat kontak dengan suku Indian Ashaninka, warga asli wilayah utara Brasil pada akhir Juni lalu.
Pertemuan kedua suku di tepian sungai Envira di negara bagian Acre yang berbatasan dengan Peru itu didokumentasikan dalam sebuah video yang kemudian dirilis Yayasan Nasional Indian (Funai) Brasil.
Dalam salah satu bagian video itu terlihat seorang warga suku Ashaninka memberikan pisang untuk dua pria suku terasing itu. Para pria suku terasing itu nyaris tak berpakaian dan membawa senjata berupa busur dan anak panah.
Jaminawa Jose Correira, seorang warga suku Ashaninka yang berinteraksi dengan para pria suku terasing itu, mengatakan, mereka datang untuk mencari senjata dan sekutu.
"Mereka menggambarkan telah diserang oleh sekelompok orang dan banyak anggota suku itu yang tewas akibat terjangkit flu dan dipteri," kata Jaminawa.
Funai mengatakan, setelah melakukan interaksi singkat dengan suku Ashaninka, para anggota suku terasing itu kembali masuk ke dalam hutan. Namun, mereka kembali tiga pekan kemudian karena mereka terjangkit flu.
Pemerintah kemudian mengirim sebuah tim kesehatan untuk mengobati tujuh anggota suku yang terjangkit flu.
Funai mengatakan wilayah Amazon Brasil memiliki jumlah suku terasing terbesar di dunia yaitu sekitar 77 suku. Semua suku terasing itu sama sekali belum terjamah dunia luar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar