. Korban Senjata Kimia Rezim Nushairiyah Suriah

Korban Senjata Kimia Rezim Nushairiyah Suriah



AZHARMIND.COM, Sedikitnya 1188 warga sipil muslim gugur di Ghautah Timur dan Damaskus Selatan akibat serangan senjata kimia dan gas beracun oleh rezim Nushairiyah Suriah.


Situs berita Akhbar Reif Dimasyqa melaporkan jumlah korban gugur oleh serangan senjata kimia di Damaskus Selatan mencapai 1188 warga muslim. Di antaranya 100 warga gugur di kota Saqba, 100 warga gugur di kota Kafr Batna, 150 warga gugur di kota Dauma, 300 warga gugur di kota Hamuriyah, 63 warga gugur di kota Arben dengan 30 di antaranya anak-anak dan 16 di antaranya wanita.
Sebanyak 16 warga sipil gugur di Jasren, di mana 3 di antaranya adalah anak-anak. Sebanyak 400 warga sipil gugur di kota Zamalka dan 75 lainnya gugur di kota Ain Tarma. Jumlah korban terus bertambah karena mayat-mayat dan korban cedera masih berceceran di jalanan kota Moadamiyah asy-Syam. Mereka belum semuanya berhasil dievakuasi dan dihitung oleh para aktivis kemanusiaan dan koordinataor revolusi lokal.

Sebuah keluarga yang terbantai seluruh anggotanya di kota Zamalka juga belum sempat dievakuasi dan dihitung oleh para aktivis.

Sementara itu situs berita Sana melaporkan mayoritas korban gugur adalah anak-anak dan wanita disebabkan oleh serangan kimia massif dilakukan pada saat mereka terlelap tidur. Banyak warga di daerah yang dibombardir dengan senjata kimia masih bertahan di dalam rumah-rumah mereka dan ada kemungkinan mereka juga telah gugur.

Koordinator Ghautah Timur melaporkan serangan senjata kimia dimulai pada Rabu pukul 02.45 dini hari saat masyarakat di Ghautah Timur sedang tidur. Lima buah rudal yang mengandung bahan-bahan kimia menghantam kota Ain Tarma dan Zamalka. Setelah itu berturut-turut 24 rudal sejenis menghantam kedua kota tersebut.

Situs berita Sana menambahkan mobil-mobil ambulance hampir tidak pernah berhenti melakukan evakuasi dari jalanan di distrik Ghautah Timur dan Ghautah Barat. Ratusan korban cedera memenuhi klinik-klinik lapangan di kedua distrik tersebut.

Para aktivis melaporkan bau dari gas beracun yang ditembakkan oleh pasukan rezim Nushairiyah Suriah mulai menyebar ke desa-desa, kota-kota dan wilayah yang berdekatan dengan distrik Ghautah Timur, kawasan yang pertama kali mendapat serangan massif senjata kimia rezim Assad pada Rabu dini hari tadi.

Lembaga Pengawas Senjata PBB sedang berada di Damaskus. Namun lembaga itu sedikit pun tidak berbuat apapun untuk menghentikan penggunaan senjata kimia oleh rezim Nushairiyah Suriah. Dunia internasional bungkam atas pembantain biadab rezim Nushairiyah ini.

Korban anak-anak di kota Arben

Suasana rumah sakit lapangan di kota Saqba, distrik Ghautah Timur

Korban serangan senjata kimia di kota Ain Tarma

Tentang  Senjata Kimia
 

Senjata kimia adalah senjata yang memanfaatkan sifat racun senyawa kimia untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan musuh. Penggunaan senjata kimia berbeda dengan senjata konvensional dan senjata nuklir karena efek merusak senjata kimia terutama bukan disebabkan daya ledaknya. Penggunaan organisme hidup (seperti antraks) juga bukan dianggap senjata kimia, melainkan senjata biologis.
Logo Senjata Kimia

Menurut Konvensi Senjata Kimia (Chemical Weapons Convention), yang dianggap sebagai senjata kimia adalah penggunaan produk toksik yang dihasilkan oleh organisme hidup (misalnya botulinum, risin, atau saksitoksin). Menurut konvensi ini pula, segala zat kimia beracun, tanpa memedulikan asalnya, dianggap sebagai senjata kimia, kecuali jika digunakan untuk tujuan yang tidak dilarang (suatu definisi hukum yang penting, yang dikenal sebagai Kriteria Penggunaan Umum, General Purpose Criteron).

Polusi radiasi akibat penggunaan senjata bilogi dan kimia saat perang merupakan ancaman besar. Sebab kandungan bahan berbahaya bagi manusia dan makluk hayati lainnya sangat besar.

Sejarah Senjata Kimia



Dalam sejarahnya, senjata semacam ini digunakan di era imperium Romawi yang membuang mayat-mayat ke dalam sungai agar airnya terkontaminasi. Juga bangsa Tartar yang menggunakan alat pelempar manusia yang terkena wabah menular ke dalam pemukiman penduduk yang menolak menyerah kepada mereka.

Perang dunia pertama adalah medan pertama penggunaan senjata berbahan mematikan ini. Kemampuan manusia untuk berinovasi akhirnya digunakan untuk melakukan kerusakan dan melampaui batas. Sejak itu puluhan nyawa manusia melayang akibat senjata pemusnah massal. Sebagian terbunuh dalam medan pertempuran dan lainnya di desa-desa dan kota menjadi tubuh bernyawa namun seperti beku atau terurai. Menyedihkan.

Efek Senjata Kimia




Senjata kimia memiliki imbas racun secara langsung terhadap tubuh manusia karena senyawa yang beragam. Ia membunuh atau melukai manusia. Senjata kimia akan bertahan dalam waktu yang lama di titik targetnya. Senjata biologi berupa bakteri, virus, atau bius bisa mamatikan manusia, binatang dan tumbuhan. Ia mengenai manusia melalui udara, makanan, air.

Sakit akibat senjata biologi berawal sejak bakteri dan virus itu berkembang biak dalam tubuh tanpa dirasakan gejalanya. Saat itulah penyakit itu menjadi wabah. Film dokumenter berjudul Artichoke code: Experiences secret Central Intelligence Agency on the human mengungkap bagaimana pemerintah Amerika menyembunyikan program perang biologinya yang digunakan sejak perang 1952 dalam perang Korea.

Dua wartawan Jerman Edmund R. Doetsch dan Michael Waitch produser film ini menfokuskan pada kasus Dr. Frank Wilson yang meninggal 28 November 1953 akibat terjatuh dari lantai 13 dengan penyebab yang penuh teka-teki di kota New York. Ia adalah ilmuwan di bidang senjata biologi, terutama program “proses artichoke” yang dikoordinasi antara rencana militer dengan marinir. Dalam perang Korea, Pyong Yang dan Peking menuding Amerika menggunakan senjata bakteri. Tudingan itu didasarkan kepada gambar korban dan penguraian di laboratorium dan sisa-sisa bom bakteri. Tahun 1952, dua komisi internasional yang mendiagnosa kawasan berlangsungnya perang dengan bantuan Rusia dan Cina menyimpulkan bahwa militer Amerika benar-benar menggunakan senjata biologi bakteri.



Tidak ada komentar:

.

.
.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...