Sepuluh tahun lalu, pada tahun 2003, sebuah fosil humanoid -- menyerupai manusia -- misterius ditemukan di Gurun Atacama Chile.
Bentuknya mirip kerangka manusia, tapi sangat kecil hanya 6 inchi atau sekitar 15 cm. Ada tonjolan aneh di kepalanya yang menggelembung -- tak proporsional dibanding tubuhnya yang kecil, hitam, dan bersisik. Mahluk itu juga punya gigi keras dan tak seperti manusia, ia memiliki 9 tulang rusuk. Diberi nama 'Atacama Humanoid' atau disingkat Ata.
Seorang pria bernama Oscar Munoz menemukannya pada 19 Oktober 2003 saat mencari benda-benda bersejarah di Kota La Noria, sebuah kota "hantu" di Gurun Atacama.
Di dekat reruntuhan gereja tua, ia menemukan kain putih yang ternyata membungkus sebuah kerangka aneh. Sepintas mirip jenglot, figur berbentuk manusia yang berukuran kecil yang kerap ditemukan di nusantara -- bedanya, tak seperti jenglot, mahluk dari Chile memiliki struktur tulang.
Temuan itu memicu kehebohan dan spekulasi liar terkait asal usulnya. Ada yang menduga, itu adalah janin yang digugurkan, monyet, atau bahkan alien.
Program dokumenter teranyar, Sirius, berusaha memecahkan misteri soal fosil tersebut. Seperti dimuat Huffington Post yang dilansir Daily Mail, Rabu (24/3/2013) tayangan perdana serial tersebut ditunggu-tunggu orang-orang yang antusias dengan UFO, yang menanti pegumuman penting terkait terobosan dalam hal pencarian mahluk ekstraterresterial.
Namun, jawabannya tak seperti yang mereka harapkan.
Seperti ditayangkan dalam film dokumenter, sampel DNA dari sumsum tulang yang diekstrasi di spesimen kerangka, dianalisa oleh para ilmuwan terkemuka dari universitas bergengsi di Amerika Serikat.
Kesimpulannya, benda tersebut adalah "mutasi menarik" dari seorang manusia berjenis kelamin pria, yang yang selamat setelah dilahirkan, berusia antara 6 sampai 8 tahun.
"Saya bisa mengatakan, dipastikan ini bukan monyet. Melainkan manusia -- lebih dekat ke manusia daripada simpanse. Ia hidup hingga berusia 6 sampai 8 tahun," kata Garry Nolan dari Sekolah Kedokteran Stanford University, California.
"Jelas, mahluk itu pernah bernafas, makan, bermetabolisme. Pertanyaannya, seberapa besar mahluk itu ketika dilahirkan," tambah dia. Dan jangan khawatir, "DNA mengungkapkan banyak hal. Kami juga memiliki teknik komputasi yang memungkinkan kita untuk menentukan, dalam waktu singkat, apakah nyatanya, ini manusia."
Selain mempelajari asal-usul Ata, dokumenter Sirius juga mengeksplorasi dugaan lawatan UFO dan ET, dengan mengungkap dokumen rahasia, dan dugaan teknologi propulsi canggih yang digunakan mahluk ekstraterresterial menuju Bumi.
Sumber: Huffington Post
Bentuknya mirip kerangka manusia, tapi sangat kecil hanya 6 inchi atau sekitar 15 cm. Ada tonjolan aneh di kepalanya yang menggelembung -- tak proporsional dibanding tubuhnya yang kecil, hitam, dan bersisik. Mahluk itu juga punya gigi keras dan tak seperti manusia, ia memiliki 9 tulang rusuk. Diberi nama 'Atacama Humanoid' atau disingkat Ata.
Seorang pria bernama Oscar Munoz menemukannya pada 19 Oktober 2003 saat mencari benda-benda bersejarah di Kota La Noria, sebuah kota "hantu" di Gurun Atacama.
Di dekat reruntuhan gereja tua, ia menemukan kain putih yang ternyata membungkus sebuah kerangka aneh. Sepintas mirip jenglot, figur berbentuk manusia yang berukuran kecil yang kerap ditemukan di nusantara -- bedanya, tak seperti jenglot, mahluk dari Chile memiliki struktur tulang.
Temuan itu memicu kehebohan dan spekulasi liar terkait asal usulnya. Ada yang menduga, itu adalah janin yang digugurkan, monyet, atau bahkan alien.
Program dokumenter teranyar, Sirius, berusaha memecahkan misteri soal fosil tersebut. Seperti dimuat Huffington Post yang dilansir Daily Mail, Rabu (24/3/2013) tayangan perdana serial tersebut ditunggu-tunggu orang-orang yang antusias dengan UFO, yang menanti pegumuman penting terkait terobosan dalam hal pencarian mahluk ekstraterresterial.
Namun, jawabannya tak seperti yang mereka harapkan.
Seperti ditayangkan dalam film dokumenter, sampel DNA dari sumsum tulang yang diekstrasi di spesimen kerangka, dianalisa oleh para ilmuwan terkemuka dari universitas bergengsi di Amerika Serikat.
Kesimpulannya, benda tersebut adalah "mutasi menarik" dari seorang manusia berjenis kelamin pria, yang yang selamat setelah dilahirkan, berusia antara 6 sampai 8 tahun.
"Saya bisa mengatakan, dipastikan ini bukan monyet. Melainkan manusia -- lebih dekat ke manusia daripada simpanse. Ia hidup hingga berusia 6 sampai 8 tahun," kata Garry Nolan dari Sekolah Kedokteran Stanford University, California.
"Jelas, mahluk itu pernah bernafas, makan, bermetabolisme. Pertanyaannya, seberapa besar mahluk itu ketika dilahirkan," tambah dia. Dan jangan khawatir, "DNA mengungkapkan banyak hal. Kami juga memiliki teknik komputasi yang memungkinkan kita untuk menentukan, dalam waktu singkat, apakah nyatanya, ini manusia."
Selain mempelajari asal-usul Ata, dokumenter Sirius juga mengeksplorasi dugaan lawatan UFO dan ET, dengan mengungkap dokumen rahasia, dan dugaan teknologi propulsi canggih yang digunakan mahluk ekstraterresterial menuju Bumi.
Sumber: Huffington Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar