Jika ingin pintar, maka bergaul lah dengan orang pintar. Pernahkah Anda
mendengar ungkapan ini? Sebuah studi baru di New York berhasil
membuktikan kebenaran ungkapan ini dan menyatakan bahwa kepintaran
memang dapat menular.
"Semakin pintar teman Anda saat ini, semakin lebar kesempatan bagi Anda untuk menjadi lebih pintar pula di masa yang akan datang."
Hiroko Sayama
Anak yang berada di lingkungan teman-teman
yang lebih pintar dengan nilai yang lebih baik akan mendapatkan nilai
yang lebih baik pula di tahun depannya. Demikian hasil temuan dari studi
ini.
"Semakin pintar teman Anda saat ini, semakin lebar kesempatan bagi Anda untuk menjadi lebih pintar pula di waktu yang akan datang," ujar penulis studi ini Hiroko Sayama, peneliti sistem di State University New York di Binghamton.
Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal PLos ONE menunjukkan bahwa pencapaian akademik seseorang dipengaruhi oleh performa dari rekan-rekannya.
Penemuan masa lalu telah menunjukkan bahwa obesitas dapat menular secara sosial, dan kondisi emosional orang juga cenderung dapat menyebar melalui jaringan sosial. Maka, untuk melihat ada tidaknya kecenderungan yang sama dalam kinerja akademik, para peneliti melibatkan 160 murid sekolah menengah atas (SMA) yang disurvei untuk mengetahui sahabat, teman baik, kenalan, dan relasinya. Para peneliti juga mengumpulkan informasi tentang peringkat kelasnya sejak tingkat pertama hingga tingkat akhir.
Secara umum, siswa yang berteman dengan siswa yang memiliki nilai lebih tinggi daripadanya, mengalami kenaikan nilai pada tingkat akhir sekolah. Efeknya cukup besar, siswa yang sebelumnya berada di peringkat ke-100 dan berteman dengan siswa peringkat ke-50, maka ia akan naik 10 hingga 15 peringkat.
Temuan menunjukkan prestasi akademis dapat menular secara sosial dan bergerak melalui lingkaran teman. Rekan dapat mempengaruhi perilaku seperti kebiasaan belajar, tetapi sebenarnya rekan juga memberikan tekanan. Jika rekan Anda berjuang untuk menghadapi ujian, maka mungkin Anda berpikir, "Saya harus bekerja lebih keras untuk dapat bersaing dengan teman-teman saya," ujar Sayama seperti dilansir LiveScience.
Kendati demikian, bukanlah tepat jika Anda ingin anak Anda berprestasi lantas menggantungkan pada lingkaran pertemanan. Faktor utama yang menentukan prestasi adalah motivasi, kata Sayama.
"Semakin pintar teman Anda saat ini, semakin lebar kesempatan bagi Anda untuk menjadi lebih pintar pula di waktu yang akan datang," ujar penulis studi ini Hiroko Sayama, peneliti sistem di State University New York di Binghamton.
Penemuan ini, yang dipublikasikan dalam jurnal PLos ONE menunjukkan bahwa pencapaian akademik seseorang dipengaruhi oleh performa dari rekan-rekannya.
Penemuan masa lalu telah menunjukkan bahwa obesitas dapat menular secara sosial, dan kondisi emosional orang juga cenderung dapat menyebar melalui jaringan sosial. Maka, untuk melihat ada tidaknya kecenderungan yang sama dalam kinerja akademik, para peneliti melibatkan 160 murid sekolah menengah atas (SMA) yang disurvei untuk mengetahui sahabat, teman baik, kenalan, dan relasinya. Para peneliti juga mengumpulkan informasi tentang peringkat kelasnya sejak tingkat pertama hingga tingkat akhir.
Secara umum, siswa yang berteman dengan siswa yang memiliki nilai lebih tinggi daripadanya, mengalami kenaikan nilai pada tingkat akhir sekolah. Efeknya cukup besar, siswa yang sebelumnya berada di peringkat ke-100 dan berteman dengan siswa peringkat ke-50, maka ia akan naik 10 hingga 15 peringkat.
Temuan menunjukkan prestasi akademis dapat menular secara sosial dan bergerak melalui lingkaran teman. Rekan dapat mempengaruhi perilaku seperti kebiasaan belajar, tetapi sebenarnya rekan juga memberikan tekanan. Jika rekan Anda berjuang untuk menghadapi ujian, maka mungkin Anda berpikir, "Saya harus bekerja lebih keras untuk dapat bersaing dengan teman-teman saya," ujar Sayama seperti dilansir LiveScience.
Kendati demikian, bukanlah tepat jika Anda ingin anak Anda berprestasi lantas menggantungkan pada lingkaran pertemanan. Faktor utama yang menentukan prestasi adalah motivasi, kata Sayama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar adalah proyeksi pemahaman. Orang paham pasti bisa komentar