Akhirnya sampailah Marni di tempat pekerjaan saudara
sepupunya bernama Titin, Titin bekerja di bagian dapur sebuah rumah sakit
ternama di Jakarta. Marni dengan ditemani
bibiknya yang berumur sekitar 40 tahun berangkat dari sebuah desa di kabupaten
Sumedang bertekad mengadu nasib hidup di Jakarta dengan berharap jasa kebaikan
Titin.
Karena Titin masih sibuk bekerja di lantai 4 kedua tamunya disuruh
sabar menunggu di ruang lobi lantai 1, dengan berpesan nanti kalau Titin sudah
tidak sibuk akan segera menemuinya. Marni dengan menggenggam HP yang baru saja
dipakai sms tampaknya menuruti saja dengan ditemani bibiknya.
Rupanya selama menunggu Marni memperhatikan pintu lift yang
berada tidak begitu jauh dari tempat duduknya. Tak lama seorang wanita cantik berbaju putih bersih menghampiri pintu lift dan menekan sebuah tombol. Selang
berapa saat pintu terbuka, didalamnya ada seorang Satpam yang bertugas jaga
lift. Wanita cantik tersebut langsung
masuk, terus pintu tertutup kembali.
Empat menit kemudian pintu terbuka, kali ini seorang wanita
berbaju putih berkulit gelap rambutnya keriting keluar dari kamar lift. Rupanya
Marni dan bibiknya saling pandang penuh keheranan.
Entah apa yang ada
dalam pikiran kedua orang itu? (Tadi padahal yang masuk ruangan orangnya cantik,
begitu pintu tertutup kemudian beberapa saat terbuka, yang keluar wanita cantik
tidak cantik, berubah wajahnya, kulitnya gelap dan rambutnya keriting).
****
Beberapa menit
kemudian seorang suster berjalan mendorong kursi roda seorang pasien perempuan menghampiri
pintu lift, setelah menunggu beberapa
saat pintu akhirnya terbuka, seperti tadi, seorang petugas Satpam berdiri
didalam, selanjutnya suster itu masuk bersama pasien tadi, lalu pintu lift tertutup sendiri.
Berselang beberapa menit kemudian pintu lift terbuka,
kemudian dari dalam keluarlah suster tadi kembali mendorong kursi roda yang ditumpangi
seorang perempuan, tapi kali ini si pasien dengan kepala dan kaki dibalut perban putih, sementara Pak
Satpam tetap berdiri di kamar lift dan kemudian pintu tertutup kembali.
Ternyata kedua orang desa itu kembali bereaksi saling beradu
pandang, tapi kali ini duduknya merapat dengan tangan bergandengan.
****
Sudah lima belas menit kedua tamu Titin itu menunggu dan tak
lama kemudian akhirnya seorang anggota Satpam menghampiri serta menyapa :
“Selamat pagi, Apakah mbak dan ibu ini yang mau ketemu Ibu
Titin karyawan bagian dapur?” Marni dan bibinya member jawaban dengan menganggukkan
kepala.
“Saya dapat pesan dari Ibu Titin supaya Anda berdua menemuinya
di lantai 4, mari ikut Saya, Saya antarkan!” kata petugas Satpam tersebut sambil
mengangkat barang bawaan tamu dari desa
itu.
Kedua tamu Titin itu kemudian berdiri tapi tak
memberikan jawaban, petugas tersebut berjalan berbalik arah menuju pintu lift,
setelah sampai dipintu lift kemudian Pak Satpam menengok kebelakang, ternyata
kedua orang tamu itu tidak mengikutinya dan sudah tidak ditempat semula. Pak Satpam
mencoba mencari dipintu keluar, rupanya Marni dan bibiknya sudah naik Bajaj
dengan wajah ketakutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar adalah proyeksi pemahaman. Orang paham pasti bisa komentar