Perubahan
iklim pada hakikatnya adalah sebuah keniscayaan. Iklim bumi bersifat
dinamis dan senantiasa berubah melalui siklus alamiah. Perubahan ini
dapat dideteksi dan diteliti oleh para pakar melalui bukti-bukti ilmiah
yang tersimpan dalam lingkaran-lingkaran kambium pohon, inti lapisan es
dan endapan lautan. Nyata sekali bahwa perubahan iklim dewasa ini
nampak memiliki sebuah kecenderungan yang bersifat konstan, yakni
meningkatnya temperatur global.
Perdebatannya
terletak pada penyebab perubahan iklim. Sebagian pihak menyatakan
bahwa perubahan iklim normal terjadi karena fluktuasi yang bersifat
alamiah. Yang lain berpendapat bahwa perubahan iklim disebabkan oleh
aktivitas manusia. Kenyataan yang benar adalah: perubahan iklim yang
terjadi belakangan ini memiliki penyebab yang beragam, namun dipercepat
secara signifikan oleh aktivitas manusia.
Pada
Februari 2007, sebuah panel internasional para ahli yang tergabung
dalam Inter-Governmental Panel on Climate Change (IPCC) mengumumkan
temuannya yang menyatakan secara konklusif bahwa:
- Pemanasan global sedang terjadi
- Peningkatan temperatur global adalah dampak dari aktivitas manusia
- Dengan tren yang ada sekarang, temperatur yang bersifat ekstrem, gelombang panas, dan hujan lebat akan terus mengalami peningkatan frekuensi. Temperatur bumi dan lautan akan terus meningkat dalam milennium selanjutnya.
Mengapa
aktivitas manusia menjadi penyebab utama perubahan iklim? Jawabannya
terletak pada bahan bakar fosil dan gas rumah kaca. Revolusi Industri
di abad 19 memulai penggunaan bahan bakar secara besar-besaran untuk
aktivitas industri. Industri-industri tersebut menciptakan lapangan
pekerjaan dan memicu relokasi penduduk dari desa ke kota. Tren ini
bahkan berlanjut sampai sekarang. Lahan yang tadinya hijau terus
diratakan untuk menyediakan tanah bagi perumahan. Sumber daya alam yang
ada terus digunakan secara intensif untuk kebutuhan konstruksi,
industri, transportasi dan konsumsi. Sampah dan limbah mengalami
peningkatan debit volume berlipat ganda.
Seluruh
hal di atas berujung di satu hal: meningkatnya konsentrasi gas-gas
rumah kaca di atmosfer bumi. Mereka disebut demikian karena efek yang
ditimbulkan menyerupai lapisan kaca dari sebuah rumah kaca. Matahari
tetap leluasa memancarkan radiasi ke bumi, namun pantulan radiasi
tersebut oleh permukaan bumi terperangkap oleh gas-gas rumah kaca tadi.
Selanjutnya, lapisan bawah atmosfer bumi secara lambat tapi pasti,
mengalami peningkatan temperatur.
Sejatinya,
efek rumah kaca seperti ini adalah sebuah proses alamiah yang penting
demi memungkinkan kehidupan di atas bumi. Tanpanya, bumi akan menjadi
sebuah tempat yang tak mungkin ditinggali oleh sebagian besar makhluk
hidup yang ada sekarang. Masalahnya terletak pada manusia yang
menyebabkan peningkatan pemanasan global melalui emisi gas-gas rumah
kaca ke atmosfer bumi. Inilah yang mengubah keseimbangan alami efek
rumah kaca. Semakin banyak gas rumah kaca yang diproduksi, semakin
banyak radiasi matahari yang “terperangkap” di lapisan atmosfer kita.
Fenomena inilah yang sekarang sedang terjadi: pemanasan global pada
lapisan bawah atmosfer karena terus meningkatnya akumulasi emisi gas
rumah kaca.
Fajar Jasmin
Source: http://iklimkarbon.com
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar adalah proyeksi pemahaman. Orang paham pasti bisa komentar